Fan
Fiction by SF
“I Will Protect My Mother”
Part 1
Main Cast : Do Kyungsoo as Kyungsoo
Jung Sae Mi as Sae Mi (Kyungsoo’s Mother)
Park Chanyeol as Chanyeol (Kyungsoo’s Friend)
And other
Note : Eomma : Mama
Appa/Abeoji : Papa
Dimalam yang penuh kesunyian itu,
terlihat seorang wanita tengah memandangi seorang bayi lucu yang berada
disamping ia terbaring “kenapa Aku harus melahirkan anak ini!
KENAPA!!”teriaknya dan hendak menjatuhkan sang bayi “Sae Mi!!”teriak seseorang
dan langsung merebut bayi itu dari tangan wanita tadi yang bernama sae mi “apa
kau sudah gila hah!! Ini Anakmu!! Anak kandungmu..”bentak seorang wanita paruh
baya dan memandang sae mi tak percaya “(beranjak menghampiri wanita paruh baya
tadi) Kemarikan anak itu.. KEMARIKAN! Dia menghancurkan hidupku.. Kemarikan
anak itu!!”teriak sae mi dan mencoba merebut bayi itu “hentikan Sae Mi.. bayi
ini tidak bersalah.. suamimu meninggal karna takdir, bukan karna anakmu
ini!!”ujar wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibu dari sae mi “Dia anak
pembawa sial.. jika bukan karnanya yeun jo tidak akan mati!! Ini karnanya!!
Kemarikan anak itu!! Kemarikan!!”teriak sae mi dan terus mencoba merebut bayi
malang itu dari tangan ibunya “Hentikan Sae Mi... DOKTER!! SUSTER!!”teriak ibu
sae mi untuk meminta bantuan, tanpa menunggu lama seorang dokter dan beberapa
perawat datang dan langsung menahan amukan sae mi kemudian memberikan suntikan
obat penenang kepadanya. Dan tak beberapa lama kemudian sae mi diam tak
sadarkan diri, “Ibu Rin Ah.. saya perlu berbicara sebentar dengan anda...”ujar
sang dokter pada ibu sae mi.
“ada
apa Dok..?”tanya rin ah ibu dari sae mi “saudari sae mi.. saya rasa.. mentalnya
sedang terganggu.. saya belum memastikan apakah ini penyakit jiwa, tapi.. saya
rasa, dia belum dapat menerima sebuah takdir yang sangat menyakitkan
untuknya..”ujar sang dokter dan menatap ibu rin ah “saya mengerti Dok.. apa,
ada kemungkinan anak saya dapat sembuh Dok”tanyanya dengan penuh berharap “saya
belum tau kepastiannya, tapi ada kemungkinan pasien dapat sembuh.. dan saya
sarankan.. tolong jauhkan pasien dari bayinya, saya takut pasien akan berbuat
fatal karna gangguan mentalnya tersebut..”ujar sang dokter “saya paham
Dok..”jawabnya lalu menatap bayi yang berada dalam dekapannya itu “tenanglah
Nak... nenek akan menjagamu..”ujarnya pelan sambil mengelus lembut rambut bayi
tersebut.
17
Tahun Kemudian
Suasana Rumah itu, kini terlihat sangat ramai banyak
orang berdatangan dengan mengenakan pakaian serba hitam. Ya! Orang-orang
tersebut sedang melayat ke rumah kim rin ah yang meninggal tadi malam,
“Kyungsoo.. kau harus tabah.. tetaplah menjadi anak yang tegar”ujar seorang
wanita tua dan mengelus bahu pemuda yang bernama kyungsoo itu. Benar, pemuda
itu adalah cucu dari Alm. rin ah nenek yang mengasuh dan menyayanginya semenjak
bayi. “terima kasih Bibi..”jawab kyungsoo sedikit tersenyum.
Setelah
pemakaman neneknnya usai, kini terlihat kyungsoo tengah duduk sendirian disofa
ruang tamunya “sekarang aku benar-benar kesepian..”ujarnya pelan sambil menatap
foto sang nenek dimeja depannya. Iapun beranjak dan berjalan kekamarnya.
Malam telah datang, terlihat kyungsoo
yang tengah berdiri didepan pintu sebuah kamar. Itu adalah kamar ibunya, ia terlihat
ragu untuk membuka kamar ibunya tersebut ia teringat terakhir kali atau
tepatnya 10 tahun yang lalu ketika ia menemui sang ibu. Bukan pelukan hangat
yang ia dapatkan melainkan sebuah cekikkan dari sang ibu dengan terus
membentaknya, ia yakin jika neneknya tidak segera datang mungkin ia akan mati
saat itu juga. Tangan kyungsoo bergetar memegang ganggang pintu itu, ia masih
takut mengingat hal buruk yang terjadi padanya kala itu. Namun hatinya telah
bertekad untuk menemui ibunya, ia berharap kini ibunya telah berubah dan mau
menerima kehadirannya. ‘cklekk’pintu itu terbuka sedikit lebar, kyungsoo
melihat ibunya tengah duduk menunduk lesu dipinggir ranjang dengan penampilan
kusut dan sangat kacau. kyungsoo melangkah pelan menghampiri ibunya, ia duduk
disamping ibunya dengan penuh rasa ragu dan takut “Eomma..”panggilnya pelan,
sae mi menoleh dan menatap tajam kearah kyungsoo “kau...”ujar sae mi dan
mengepal geram “Eom-Eomma.. ku mohon jangan seperti ini.. kyungsoo menyayangi
eomma..”ujar kyungsoo sambil sedikit mundur dari tempat duduknya “kau.. kau
yang telah membunuh suamiku.. kau..!! Semua karenamu!! KARENAMU!!”teriak sae mi
dan mencengkram kuat lengan kyungsoo “Eomma.. tenanglah.. ku mohon tenanglah..”ujar
kyungsoo melepas cengkraman sang ibu dan beralih mendekapnya dengan erat
“kyungsoo menyayangi eomma.. sangat menyayangi eomma”ujar kyungsoo pelan hingga
meneteskan air matanya.
***
Pagi
tlah datang menyambut, terlihat kyungsoo telah siap berangkat sekolah hari ini.
Sebelum berangkat ia terlebih dulu meletakkan sepiring makanan dan segelas air
putih dimeja kamar ibunya, kyungsoo tidak membangunkan ibunya yang masih
terlelap ia hanya memandanginya dan berharap jika ibunya akan segera sembuh
serta dapat menerima kehadirannya.
Setelah beberapa waktu berlalu,
kini kyungsoo sudah berjalan memasuki kelasnya. “Kyungsoo-ah...”panggil chanyeol
sahabat dekatnya “aku turut berduka cita atas kepergian nenekmu”ujarnya dan
menghadap kyungsoo “ehmm, terima kasih Chanyeol-ah..”jawab kyungsoo tersenyum
dan duduk dikursinya “ah, Kyungsoo.. apa kau merasa kesepian? Jika kau merasa
kesepian, datang saja ke rumahku.. ibuku menyuruhku untuk membawamu tinggal
bersama kami”ujar chanyeol dan duduk disamping kyungsoo “ah tidak,
Chanyeol-ah.. aku lebih nyaman di rumah, aku tidak apa-apa di rumah..”jawab kyungsoo
dan menatap sahabat baiknya itu “tapi ibumu...?”tanya chanyeol ragu “jangan
terlalu memikirkan hal itu, eomma sudah lebih tenang.. aku yakin eomma akan
segera sembuh”jawab kyungsoo dan mengeluarkan buku fisikanya “kau sangat tegar
kyungsoo.. hmm, tetaplah kuat burung hantuku..”ujar chanyeol tertawa dan
mengacak-acak rambut kyungsoo “heeyy..”protes kyungsoo terhadap kebiasaan chanyeol
yang selalu mengacak-acakan tatanan rambutnya itu, sementara chanyeol hanya
tertawa melihat ekspresi lucu dari sahabatnya itu.
Siang
yang terik ini membuat kyungsoo berjalan cepat memasuki rumahnya, sesaat
setelah membuka pintu ia terkejut karna ibunya sudah berdiri tepat didepan
pintu “Eomma..”ujarnya pelan dan memandangi ibunya yang tengah mendongakkan
kepalanya lalu menatap tajam kearahnya “a-apa.. Eomma menungguku..?”tanyanya
dengan suara bergetar, kyungsoo semakin takut melihat ibunya yang kini tetap
menatap tajam seperti seekor harimau kelaparan yang telah menemui mangsanya. kyungsoo
menelan ludahnya dan berjalan seperti kepiting seakan berusaha menghindar dari
tatapan menakutkan itu, sae mi melirik tajam kearah kyungsoo yang berjalan
pelan lalu berlari cepat menuju kamarnya. sae mi mengejarnya, ‘brakk’ kyungsoo
menutup pintu kamarnya dengan keras ia sangat takut sekarang “BUKA PINTUNYA!!!”sebuah
teriakan nyaring terdengar dari luar kamar kyungsoo, dengan segera ia memutar
kunci pintu kamar untuk menguncinya “BUKA PINTUNYA!!!!”teriakan itu kembali
terdengar bersamaan dengan gebrakan pintu pada kamar kyungsoo. kyungsoo duduk
ketakutan ditembok pojok kamarnya, ia sangat takut jika ibunya akan berhasil
masuk kekamarnya dan membunuhnya saat itu juga. “Eomma-nim.. ku mohon
hentikan..”ujarnya lirih sambil menangis dan memeluk lututnya erat-erat, “BUKA
PINTUNYA!!!!!!!!!”teriakan itu terus terdengar sangat keras dari dalam kamar kyungsoo.
Setelah berapa lama waktu
teriakan dan gebrakan pintu itu sudah terdengar lagi, kyungsoo merasa lega
karna ibunya kini sudah berhenti mengepungnya. Ia berjalan pelan ke ranjang
tidurnya lalu ia berbaring lemas diatas kasur nafasnya tak beraturan karena
rasa ketakutannya tadi, mata itu memejam dan mencoba menenangkan segala rasa
takut yang kini tengah menderanya. “apa kesalahanku?? Apa yang sudah ku lakukan
hingga eomma sangat membenciku???”pertanyaan itu bertubi-tubi terngiang
dipikiran kyungsoo, “hufffff...”kyungsoo beranjak untuk mendinginkan tubuhnya
yang terasa panas itu dikamar mandi, ia berharap air segar yang akan mengaliri
tubuhnya nanti dapat melunturkan semua rasa takutnya saat itu juga. Seusai
mandi dan mengganti pakaian, kyungsoo merasa lelah dan membaringkan tubuhnya
diatas kasur itu ia memejamkan mata dan berharap agar segera terlelap didalam
mimpi yang indah. Harapannya terkabul, tanpa menunggu lama kyungsoo sudah
terlelap didalam sebuah mimpi yang entah mimpi buruk atau mimpi indah, namun sepertinya
itu mimpi indah karna kyungsoo tertidur pulas dengan raut wajah yang terlihat
sangat damai.
-
“Kyungsoo-ah...
Kyungsoo-ah.. Kyungsoo-ah..”suara itu terus terdengar oleh kyungsoo yang tengah
berada disebuah tempat yang teramat asing baginya, “Kyungsoo-ah...”
“Nenek...”ujar kyungsoo yang melihat sang nenek tersenyum memandangnya, iapun
berlari dan memeluk neneknya tersebut “Kyungsoo-ah.. kau baik-baik saja? Kenapa
kau menangis?”tanya neneknya karena merasa kyungsoo tengah terisak
dipelukkannya “hiks.. apa kesalahanku Nek... apa yang membuat eomma sangat
membenciku?? hiks.. hiks.. apa yang sudah ku lakukan hingga eomma terus
menyalahkanku?? hiks”jawab kyungsoo dengan terus terisak “(mengelus punggung
kyungsoo) Kyungsoo-ah.. kau tidak mempunyai salah apapun.. kau tidak bersalah
sedikitpun..”ujar sang nenek lembut, kyungsoo perlahan-lahan melepas pelukannya
“appa..?? tidak meninggal karnaku?”tanya kyungsoo menatap sang nenek “(tersenyum
dan memegang kedua pipi kyungsoo) Kyungsoo-ah, dengarkan nenek baik-baik.. itu
bukan salahmu, sungguh bukan salahmu.. appa-mu pergi bukan karnamu, itu karna
takdir.. takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan.. jangan menangis.. cucu
kesayangan nenek tidak boleh menjadi pria yang lemah.. tetaplah kuat dan
tegar.. nenek akan selalu berada disisimu.. disini.. didalam hatimu.. jangan
takut.. karna nenek slalu bersamamu...”ujar lembut sang nenek sambil menatap kyungsoo
“Kyungsoo-ah.. tetaplah kuat.. jangan pernah sekali-kali mencoba untuk menyerah..
jaga dirimu baik-baik..”lanjut sang nenek lalu mengecup dahi kyungsoo dan
menghilang bak semilir angin yang berhembus pelan dan berlalu pergi “Nenek..!
Nenek...!”
-
“Nenek..”teriak kyungsoo dan
terbangun dari tidurnya, ia mengelap keringat yang keluar dipelipisnya
“Huffff...”desahnya lalu melihat jam dinding dikamarnya “aku tidur terlalu
lama..”ujarnya pelan saat melihat jam yang menunjukan pukul 7 malam, iapun
beranjak dan berjalan membuka pintu kamarnya. kyungsoo melihat kesekeliling
ruangan yang tampak gelap, ia berjalan melambat dan menyalakan saklar lampu
yang tak jauh dari kamarnya itu “Hufff..”desahnya lega “ini sudah malam.. ah..
aku sangat lapar..”ujarnya pelan dan berjalan kedapur dengan niat memasak untuk
makan malam. kyungsoo memasak nasi goreng kesukaan neneknya, ia menikmati
kegiatan memasaknya tanpa rasa takut sedikitpun “krekk” tiba-tiba saja terdengar suara yang mengejutkannya. kyungsoo
menatap waspada kesekelilingnya, kosong! Dapur itu kosong dan tidak ada
siapapun selain dirinya “krekk” suara
yang sama muncul lagi iapun memberanikan diri untuk mencari sumber suara itu.
Ia berjalan pelan menuju ruang makan, kyungsoo mengendap dan mengintip dari
balik tembok ‘brukk’ “meong..”seekor kucing yang merasa ketahuan itu langsung
berlari sambil membawa kabur sepotong ayam goreng yang kyungsoo masak tadi pagi
“huff.. hanya seekor kucing”ucapnya pelan dan kembali kedapur. Seusai memasak,
kyungsoo dengan sigap menyantap masakannya itu karna kelaparan. Hingga beberapa
menit kemudian, ia merasa kenyang setelah meneguk segelas air putih disamping
piring yang kini bersih dan hanya tersisa noda kecap di atasnya “hufff... aku
merasa hidup lagi sekarang..”ujarnya pelan seakan baru terbebas dari maut yang
membuatnya akan tersiksa jika merasakannya, Ya! Itu adalah rasa laparnya. Tiba-tiba
saja ia teringat sesuatu ‘Eomma’ pikirnya, ia teringat jika ibunya pasti belum
makan. Dengan segera iapun menyiapkan sepiring nasi goreng dan segelas air
putih ke nampan kayu, kyungsoo membawa nampan itu menuju kamar ibunya.
Pelan-pelan kyungsoo membuka kamar ibunya, ranjang itu kosong! Dimana sang ibu?
kyungsoo meletakkan nampan itu diatas meja, ia menoleh kesekitarnya untuk
mencari-cari keberadaan sang ibu “Eomma-nim... Eomma...”panggil kyungsoo
sedikit keras “Ha! Sekarang kau tertangkap juga!”bisik sae mi yang tiba-tiba
melingkarkan tangannya ke leher kyungsoo “Eomma-nim...”sahut Kyungsoo mencoba
melepas lingkaran tangan sang ibu “aku sudah menunggu lama untuk ini!!!”bisik
sae mi dengan mengeratkan lingkaran tangannya ke leher kyungsoo “uhuukk..
Eomma-nim.. uhukk.. hentikan! ku mohon..”gumam pelan kyungsoo yang sudah merasa
kesulitan bernafas, dengan segenap energinya kyungsoo berhasil melepaskan diri,
ia berniat berlari keluar namun dengan cepat lengannya dicengkram erat oleh
sang ibu “argghhh..”teriak sae mi yang menarik lalu mendorong kyungsoo ketembok
“Aghh”rintih kyungsoo saat tubuhnya membentur tembok dengan keras ‘cklikk’sae mi
mengunci pintu kamarnya lalu berjalan pelan kearah kyungsoo “sekarang.. aku
dapat membunuhmu!!!”ujar sae mi dan tersenyum bak seorang iblis, ia mencengkram
leher kyungsoo tanpa rasa kasihan sedikitpun hingga membuat kyungsoo terlihat
sangat kesulitan bernafas “uhukk.. uhukk.. hentikan Eomma.. uhukk”gumam pelan
kyungsoo lalu mendorong ibunya menjauh dan itu berhasil membuat cengkraman sae
mi terlepas dari leher kyungsoo. kyungsoo berlari menjauh menuju pintu “kau
tidak akan lolos lagi, Heh!!!”teriak sae mi dan mengambil pisau dibawah
ranjangnya “kau harus mati!! aku membencimu!!!”teriak sae mi dan mengarahkan
pisau itu ke kyungsoo, namun kyungsoo berhasil menghindar karna dapat
mengetahui gerakan sang ibu “Eomma.. ku mohon hentikan.. hentikan..”ujar kyungsoo
lirih dengan rasa ketakutannya “aku tidak akan meloloskanmu”ujar sae mi dengan
tatapan tajam yang penuh kebencian “Hyaa!!” layangan pisau itu berhasil ditahan
kyungsoo dengan memegang tangan sang ibu, “hentikan Eomma.. hentikan”ujar kyungsoo
sambil terus memegang tangan ibunya “LEPAS!! LEPASKAN”berontak sae mi dan mampu
menggores luka di tangan kanan kyungsoo “aghhh..”rintih kyungsoo dan memegangi
tangan kanannya yang kini tengah bercucuran darah, ‘Bughh’ sae mi mendorong kasar
kyungsoo ketembok “JANGAN BERGERAK!! JANGAN BERGERAK SEDIKITPUN”teriak sae mi
dan menodongkan pisau tepat didepan leher kyungsoo “Kau tau!! AKU SANGAT MEMBENCIMU!
SANGAT MEMBENCIMU! semua karnamu! semua karnamu!! jika aku tidak melahirkanmu
yeun jo tidak akan mati! INI SALAHMU! AKU BENCI KARNA TELAH MELAHIRKANMU! AKU
BENCI”bentak sae mi dengan menatap geram ke kyungsoo “apa itu keinginan ku???”suara
pelan kyungsoo membuat sae mi diam “apa semua ini kehendak ku??”lanjut kyungsoo
dengan menatap sendu kearah sang ibu “apa takdir ini aku yang mengaturnya?? aku
sungguh tidak ingin semua ini terjadi.. aku tidak ingin semua hal ini terjadi..
aku tidak mengerti, kenapa aku dapat terlahir kedunia jika sangat dibenci oleh
orang yang telah melahirkan ku.. takdir... takdir yang telah menentukan semua
ini.. iya takdir... aku sempat berpikir jika aku tidak akan lama tinggal
didunia ini, karna aku merasa jika maut selalu memburu ku.. dimanapun aku
berada, aku selalu merasakan maut itu selalu mengintaiku.. tapi takdir.. takdir
sudah menentukan jalanku.. aku yakin jika takdir juga sudah menentukan mautku
yang belum ku temui hingga hari ini..”ujar pelan kyungsoo dengan mata
berkaca-kaca “aku tidak dapat memilih takdir yang ku inginkan.. takdir yang
juga eomma inginkan.. takdir yang tidak membawaku terlahir kedunia ini.. takdir
yang dapat menyelamatkan appa.. takdir yang dapat membuat appa dan eomma tetap
bersama.. takdir dimana eomma dapat merasa bahagia.. jika saja takdir itu
benar-benar dapat ku pilih.. aku akan lebih bahagia, karna eomma tidak akan
pernah membenciku....” tangan sae mi gemetar, ia menjatuhkan pisaunya setelah
mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari kyungsoo sae mi berbalik dan
berjalan menjauh entah apa yang ia pikirkan saat ini namun itu kesempatan yang
bagus untuk kyungsoo, ia dengan cepat berlari keluar dari kamar sae mi dan langsung
masuk kedalam kamarnya “ARGHHHHHH!!”teriak sae mi dan melempar segala benda yang
ada dikamarnya isak tangis sae mi pecah mengingat kejadian 17 tahun yang lalu..
Flashback
on
Hujan
deras itu membawa angin yang cukup kencang menghebus dipepohonon, didalam
sebuah rumah terlihat sepasang suami-istri tengah duduk bersanding disofa “Ah
Sae Mi-ah.. kandunganmu sudah memasuki 9 bulan lebih sedikit.. aku sudah tidak
sabar menanti kelahiran anak pertama kita”ujar sang suami dengan antusias “Yeun
Jo-ah.. kau harus sabar menantinya.. aku yakin tidak akan lama lagi dia akan
terlahir didunia ini.. dan melihat betapa luas nan indahnya dunia ini..”jawab sang istri tersenyum. Ya! Mereka
adalah Do Yeun Jo dan Kim Sae Mi, sepasang suami-istri yang tengah menantikan
kelahiran anak pertamanya. “Sae Mi-ah.. Aku yakin anak ini nanti akan menjadi
seorang yang kuat, pemberani dan sangat cerdas..”ujar yeun jo lagi sambil
mengelus perut sae mi yang besar itu “hmm.. aku juga slalu berdo’a jika ia
nanti akan disayangi banyak orang.. semua orang akan senang dengannya”sahut sae
mi tersenyum berseri-seri “A..aah..”rintih sae mi tiba-tiba “Sae Mi-ah ada
apa??”tanya yeun jo cemas “Yeun Jo.. perutku terasa sakit..”jawab sae mi
meringis kesakitan “apa!! kita harus ke rumah sakit sekarang.. ku rasa kau akan
melahirkan sae mi..”ujar yeun jo mengambil kunci mobilnya lalu menggendong sae
mi. Ia mengendarai mobil untuk menuju rumah sakit yang lumayan jauh dari tempat
tinggalnya, “Eomma-nim...”ujar yeun jo yang menelpon ibu mertuanya “Eomma-nim
sae mi.. sae mi akan segera melahirkan... aku sedang membawanya ke rumah sakit sekarang...
baik Eomma-nim” ujar yeun jo lalu mematikan panggilannya “Sae Mi-ah..
bersabarlah kita sedang ke Rumah Sakit sekarang”ujar yeun jo dan menggenggam
tangan sae mi yang tengah menahan sakit diperutnya. Baru setengah jalan, mobil
yeun jo dan sae mi tiba-tiba berhenti “Ah.. ada apa ini.. kenapa mobil ini
berhenti..”rutuk yeun jo dan mencoba menyalakan mesin mobilnya “Ah.. kenapa
mogok disaat seperti ini..”rutuknya lagi dengan sangat kesal “Sae Mi-ah.. aku
akan mencarikan tumpangan untukmu..”ujar yeon jo mengambil payung dan keluar
dari mobilnya “YEUN JO!!!!”teriak sae mi histeris saat melihat sang suami
tertimpa pohon tumbang didepan mobilnya, dengan susah payah sae mi keluar dari
mobil itu “Yeun Jo..”teriaknya dan terjatuh karna kakinya mulai melemas, sebuah
mobil berhenti dibelakang mobil sae mi dan yeun jo. orang-orang mulai
mengerumuni mereka, orang-orang bergotong royong mengangkat pohon tumbang itu
dan tangis sae mi semakin pecah ketika melihat sang suami sudah tergeletak
dengan bersimbah darah “Yeun Jo..”teriak sae mi yang kini tengah dipapah
seorang warga menuju mobil sedan dibelakang mobilnya, warga tersebut berniat
untuk membawa sae mi ke Rumah Sakit untuk melangsungkan persalinan. sementara
yeun jo, dibawa ambulan yang baru datang ke lokasi kejadian.
“saya
turut berduka...”suara dokter diluar ruang rawat samar-samar terdengar oleh sae
mi, ia yang beberapa jam lalu baru bersalin kini menajamkan pendengerannya
untuk mendengar apa yang akan dokter katakan kepada rin ah sang ibu “saudara
yeun jo..... beliau tidak dapat diselamatkan.. beliau telah meninggal”
‘Jdarrrrrr’bak sebuah petir tengah menyambar telinga sae mi, air matanya
mengalir deras “tidak mungkin... ini tidak mungkin...”gumamnya pelan seakan tak
percaya dengan apa yang baru ia dengar itu “yeun jo....”lanjutnya dengan
beruraian air mata “anak ini...”gumam sae mi dan melihat kearah bayi yang
berada disampingnya “kenapa aku harus melahirkan anak ini! KENAPA!!”teriaknya
dan hendak menjatuhkan sang bayi
Flashback
off
Sementara itu, kini terlihat kyungsoo
tengah mencoba menghentikan aliran darah ditangan kanannya dengan sebuah tisu
ia tak berhenti merintih menahan sakit dan menangis. Bukan rasa sakit
ditangannya yang membuat ia menangis, melainkan kejadian yang baru saja dialaminya.
Isakanya tak berhenti begitu saja, ia berbaring sambil terus menangis ‘Takdir’ ya takdir yang ia hadapi selama
ini begitu menyakitkan bahkan sangat menyakitkan untuknya. Perlahan-lahan kyungsoo
menutup matanya, ia berharap jika ia tidak akan bangun lagi besok, ia sudah
lelah sudah terlalu lelah menghadapi semua ini kini ia berharap jika tadi ibunya
berhasil membunuhnya saat itu juga ia berharap jika ia dapat meninggalkan
segala takdir menyakitkan ini dan tenang di langit di alam yang tak akan pernah
tersentuh oleh takdir yang buruk. Tetapi, ia teringat mimpinya sore tadi mimpi
bertemu sang nenek yang berpesan pada dirinya ‘Jangan menangis.. cucu kesayangan nenek tidak boleh menjadi pria yang
lemah.. tetaplah kuat dan tegar.. nenek akan selalu berada disisimu.. disini..
didalam hatimu.. jangan takut.. karna nenek slalu bersamamu...’ kyungsoo
teringat pesan tersebut ia menatap kosong lantai dikamarnya, dan tak beberapa
lama kyungsoo mulai menutup kelopak matanya dan terlelap tidur.
Langkah pelannya membuat sae mi
agak lama sampai didepan sebuah kamar, itu kamar kyungsoo. Apa yang akan ia
lakukan, apa ia akan mencoba untuk membunuhnya lagi? Entahlah, tapi kini sae mi
membuka pintu kamar kyungsoo dengan perlahan. Raut wajahnya sangat kusut dan
matanya menatap kosong kearah kyungsoo yang tengah terlelap tidur, perlahan
tapi pasti sae mi berjalan mendekati kyungsoo ‘Itu karnamu!’ ‘Semua
karnamu’jeritan hatinya terus bergejolak ia berubah menatap tajam kyungsoo ‘aku
harus membunuhmu! aku akan membunuhmu!’jeritan terakhir dihati sae mi dan
membuat tangan yang sudah membawa pisau itu terangkat keatas seakan siap untuk
meusukkannya ke kyungsoo. Namun tiba-tiba saja ia terduduk lemas, tangannya
bergetar dan mulai turun ke atas lantai buliran air mata terus berjatuhan
membasahi pipinya. sae mi teringat akan mimpinya semalam..
-
“Sae
Mi-ah...” sae mi merasa sebuah tangan membelai rambutnya, iapun membuka mata
dan melihat seseorang yang sangat dirindukannya itu tengah tersenyum menatapnya.
Dengan segera ia bangkit dan memeluk seseorang tersebut, Ya! Dia adalah yeun jo
suaminya “aku sangat merindukamu... sangat merindukanmu...”ujar sae mi sambil
terisak dipelukan yeun jo “aku juga sangat merindukanmu.. sangat
merindukanmu”sahut yeun jo dan membelai lembut rambut istrinya itu, “Yeun
Jo-ah.. aku sangat kesepian.. aku mebutuhkanmu.. sangat membutuhkanmu...”gumam
sae mi mengeratkan pelukannya “kau kesepian?? Bukankah kyungsoo selalu
menemanimu..?”tanya yeun jo yang langsung membuat sae mi melepas pelukan lalu
menatap bingung kearahnya “kyungsoo???”tanyanya bingung “(terssenyum) Sae
Mi-ah.. dia anak kita.. anak pertama kita.. dugaanku tidak salah.. dia anak
laki-laki yang sangat tampan, melebihi ketampananku..”ujarnya lalu tertawa, sae
mi memalingkan wajahnya “(memegang pipi sae mi dan mengarahkan kehadapannya)
Sae Mi-ah... jangan terus menyalahkannya.. kau tau.. ini semua sudah takdirku..
takdir yang sudah tertulis untukku”ujar yeun jo dan menatap sae mi “ini bukan
salahnya.. sama sekali bukan salahnya.. aku sangat senang karna dia terlahir
dengan selamat ke dunia ini.. aku bahagia karna dia anak yang kuat dan tegar..
sayangi dia.. dia adalah penggantiku untuk selalu menjagamu...”kata terakhir
yeun jo membuat sae mi terdiam “Yeun Jo... Yeun Jo!!”teriak sae mi yang tak melihat
yeun jo dihadapannya lagi “Yeun Jo!!! Yeun Jo!!!”teriaknya berulang kali dan
berharap untuk menemukannya lagi “Yeun Jo!!!”
-
***
Sinar
mentari yang menembus kaca itu menyilaukan kyungsoo yang baru terbangun dari tidurnya,
“Hoaamm...”ia menguap dan mencoba melenturkan persendiannya dengan sedikit
mengembangkan tubuhnya “Aghh..”rintihnya ketika tangan kanannya sedikit
tertarik lukanya semalam sedikit mengering walaupun masih tampak jelas sebagai
luka baru.
Setelah selesai bersiap-siap kyungsoo
pun keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.
Pagi ini ia tidak memasak, ia hanya menyiapkan roti dengan selai coklat sebagai
sarapan. Setelah sudah selesai menyiapkan sarapan kyungsoopun membawanya menuju
kamar sang ibu, perlahan ia membuka pintu kamar ibunya yang tak pernah terkunci.
Didalam kamar itu terlihat sae mi yang masih tertidur, ah tidak! Lebih tepatnya
pura-pura masih tertidur tanpa curiga kyungsoo meletakkan sarapan buatannya itu
diatas meja dekat ranjang tempat tidur ibunya. kyungsoo tersenyum memandang ibunya
sejenak lalu berjalan keluar, setelah kyungsoo keluar dari kamarnya sae mi
beranjak bangun dan duduk diatas kasur “sayangi
dia.. dia adalah penggantiku untuk selalu menjagamu...” kata-kata yeun jo
dalam mimpinya itu terus memenuhi pikirannya ia benar-benar merasa bingung
sekarang. sae mi mulai beranjak dan melangkah keluar kamarnya, ia menoleh ke
segala arah untuk mencari sesuatu yang ingin ia temui namun tak sedikitpun ia
melihat apa yang ingin ia temukan saat itu.
“Kyungsoo-ah..
Kyungsoo-ah...”teriak chanyeol yang baru datang dan berlari menghampiri kyungsoo
yang tengah membaca buku didalam kelas “Chanyeol-ah.. kenapa???”tanya kyungsoo
heran melihat chanyeol yang kini tengah terengah-engah didepannya “Huf.. apa kau
sudah melihat pengumuman di mading?”tanya chanyeol sambil mengatur nafasnya
“Emm.. tidak.. memang ada apa?”jawab kyungsoo dan berlanjut dengan pertanyaan “kau
harus melihatnya.. ayo..”sahut chanyeol dan menarik tangan kiri kyungsoo untuk
berlari keluar bersamanya. “Lihat!!”ujar chanyeol setelah mereka sampai didepan
mading, kyungsoo tampak serius membaca kertas pengumuman yang ditunjuk chanyeol
‘Lomba Olimpiade Matematika Nasional, Pemenang Juara I Do Kyungsoo SMAN 12’
senyuman manis itu terukir dibibir kyungsoo “Kau menang!!! Ah.. aku sangat bangga
menjadi temanmu..”sahut chanyeol girang dan memeluk kyungsoo “Aghh..”rintih kyungsoo
saat tubuh chanyeol tanpa sengaja menyentuh luka ditangannya dan dengan reflek
chanyeol melepas pelukannya dan melihat kearah tangan kyungsoo “hei.. Kyungsoo,
kenapa dengan tanganmu??”tanya chanyeol dan memegang pelan tangan kyungsoo
“Tidak apa-apa.. hanya...” “Hei, lukamu ini cukup parah.. ayo ku obati di
UKS”sahut chanyeol dan langsung membawa kyungsoo ke UKS. “Aww..”rintih kyungsoo
ketika chanyeol mengoleskan obat merah ke lukanya “Kyungsoo.. bagaimana
tanganmu bisa terluka seperti ini?”tanya chanyeol dan mulai melilitkan perban
ke luka kyungsoo “apa ini ibumu yang melakukannya???”lanjut chanyeol dan
menatap kyungsoo “mm, ini tidak apa-apa.. besok pasti juga akan sembuh..”jawab
kyungsoo tersenyum dan memandangi perban lukanya itu “Hei, Kyungsoo.. ini sudah
kelewatan.. ibumu sudah melukaimu dengan sengaja!”ujar chanyeol geram dan
memegang kedua bahu kyungsoo “aku tidak apa-apa Chanyeol..”jawab kyungsoo dan
menepis pelan tangan chanyeol “apa kau tidak takut, hah! dia melukaimu dengan
sengaja kyungsoo! Dengan sengaja!”sahut chanyeol menatap kyungsoo
“Kekhawatiranmu itu terlalu berlebihan..”jawab kyungsoo sedikit tersenyum “aku
tidak main-main kyungsoo.. bagaimana jika ibumu mencoba membunuh lagi ha!! Ah,
begini saja.. kita masukkan saja ibumu ke Rumah Sakit Jiwa..”ucapan chanyeol
itu berhasil membuat kyungsoo tersentak kaget dan beralih menatapnya “Tidak!
apa kau sudah gila chanyeol.. dia ibuku.. ibu kandungku..”jawab kyungsoo yang
tidak setuju “Tapi ini untuk kebaikkanmu kyungsoo.. dia memang ibu kandungmu..
Tapi apa dia masih bisa disebut seorang ibu bila terus ingin membunuh anak
kandungnya sendiri.. Semenakutkannya harimau, tapi ia tidak pernah menyakiti
ataupun berkeinginan untuk membunuh anaknya!!”sahut chanyeol dengan suara agak
keras “Tidak chanyeol.. Tidak..! Sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkan
itu.. aku akan menjaga ibuku.. apapun yang terjadi aku akan tetap merawat dan
melindungi ibuku.. apapun itu”jawab kyungsoo menatap tajam chanyeol dan berlalu
pergi dengan langkah yang cukup cepat.
Pulang
sekolah, terlihat chanyeol tengah berbincang-bincang dengan sang ayah didalam
rumahnya “Abeoji.. aku sangat khawatir dengan kyungsoo..”ujar chanyeol dengan
raut wajah yang gelisah “Memang ada apa dengannya chanyeol? Apa sesuatu terjadi
padanya?”tanya sang ayah yang sudah mengenal lama sosok kyungsoo “aku tadi
melihat tangannya terluka.. itu cukup parah karna goresan sebuah pisau.. dan abeoji
tau siapa yang melukainya.. itu ibunya..”jawab chanyeol menatap kedepan “Apa!
Bagaimana mungkin itu terjadi chanyeol?”tanya sang ayah bingung “abeoji
taukan.. jika ibu kyungsoo sangat membenci kyungsoo.. Apa abeoji ingat 10 tahun
yang lalu.. kyungsoo hampir mati karna dicekik olehnya.. huff.. aku berpikir
untuk membawa ibunya itu ke Rumah Sakit Jiwa..”jelas chanyeol dan menunduk lesu
“sepertinya itu pilihan yang baik chanyeol..”jawaban sang ayah itu membuat chanyeol
tersentak dan langsung menatap kearahnya “abeoji menyetujuiku?”tanya chanyeol
ragu “menurut abeoji itu pilihan terbaik.. dengan begitu, kyungsoo akan lebih
aman.. ah, kebetulan abeoji mempunyai teman seorang dokter di Rumah Sakit
Jiwa.. mungkin dia bisa membantu kita..”jawab sang ayah dan membuat chanyeol
terlihat gembira “benarkah abeoji.. ah, aku sangat menyayangi abeoji”ujar chanyeol
dan memeluk sang ayah.
Malam
ini terasa lebih dingin dari malam-malam sebelumnya, kini terlihat kyungsoo
yang baru memasuki kamar sang ibu sambil membawa senampan makanan dan juga
segelas minuman dan meletakkan nampan itu dimeja lalu melihat kearah sang ibu
yang duduk membelakanginya “Eomma-nim... aku membawakan sup kentang yang masih
hangat..”ujar kyungsoo seolah memberitau sang ibu, namun tidak ada jawaban apapun
yang terdengar olehnya. kyungsoopun tersenyum lalu berjalan keluar dari kamar
sang ibu, “apa yang harus ku lakukan.. apa yang harus ku lakukan??”ucapan itu
terus keluar lirih dari mulut sae mi ia merasa sangat bingung hingga akhirnya
ia memutuskan untuk berjalan keluar dari kamarnya. Namun ketika baru membuka
pintu langkahnya terhenti karena mendengar ketukan pintu dari ruang depan, ia melihat
kyungsoo berjalan dan membukakan pintu “Maaf.. ada apa ya?”tanya kyungsoo yang
bingung melihat beberapa orang memakai seragam Rumah Sakit tengah berdiri
didepan rumahnya “Kyungsoo-ah.. dimana ibumu? kita harus cepat membawanya ke
Rumah Sakit Jiwa..”ujar chanyeol yang tiba-tiba menghampiri kyungsoo ‘Tarrr’
sebuah suara nyaring terdengar dari dalam, semua orang menoleh kedalam
“(menatap chanyeol) Apa maksudmu? Chanyeol-ah.. bukankah aku sudah bilang aku
tidak akan menginzinkan itu..”jawab kyungsoo dengan penuh keyakinan “Tapi ini
untuk kebaikkanmu kyungsoo.. aku ingin kau aman..”ujar chanyeol menatap kyungsoo
“Tidak chanyeol.. sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkannya.. aku akan
tetap menjaga dan melindungi ibuku..”sahut kyungsoo dan langsung menutup pintu
rumahnya. “Kyungsoo-ah.. Kyungsoo-ah..”teriakan chanyeol terus terdengar dari
dalam rumah, namun kyungsoo tak menghiraukannya ia terus berjalan menuju kamar
ibunya. kyungsoo terkejut melihat sebuah guci pecah didepan kamar ibunya,
“Eomma-nim.. apa eomma baik-baik saja..”teriak kyungsoo dan mencoba membuka
pintu kamar sang Ibu “Eomma-nim.. Eomma didalam?”teriak kyungsoo khawatir karna
pintu kamar ibunya terkunci ia berpikir jika sang ibu tadi mendengar semua
keributan didepan rumahnya “Eomma buka pintunya.. eomma tidak akan dibawa
kemana-mana.. percayalah.. kyungsoo akan terus menjaga eomma”teriak kyungsoo
lagi namun sia-sia karna sang ibu sama sekali tak meresponnya “Eomma-nim... aku
akan terus menjaga dan melindungi eomma.. apapun yang terjadi..”gumam kyungsoo
dan terduduk didepan pintu kamar ibunya.
***
Pagi
telah datang menghampiri, disebuah kelas terlihat kyungsoo yang sudah berdiri
disamping pintu seakan siap untuk menghadang seseorang yang tengah itu tunggu.
Dan kurang dari 10 menit ia menunggu, seseorang itu akhirnya datang juga
“Chanyeol-ah.. aku ingin berbicara sesuatu denganmu..”ujar kyungsoo dan mulai
berjalan, seseorang yang ternyata chanyeol itu hanya terlihat bingung dan
langsung mengikuti langkah kyungsoo. “ada apa kyungsoo..?”tanya chanyeol saat kyungsoo
sudah berhenti melangkah “apa maksudmu kemarin? Bukankah sudah ku bilang aku
tidak akan melakukan itu..”sahut kyungsoo dan berbalik kearah chanyeol
“Kyungsoo.. itu lakukan untukmu.. untuk kebaikanmu..”jawab chanyeol dan menatap
kyungsoo “aku sudah mengatakannya padamu.. kalau aku akan menjaga ibuku.. tetap
menjaga ibuku apapun yang terjadi.. apapun itu chanyeol..”jawab kyungsoo dan mulai
berjalan “(menahan lengan kyungsoo) Apa kau tidak memikirkan keselamatanmu ha!!
apa kau tidak takut! dia bisa membunuhmu kapan saja kyungsoo.. membunuhmu!!
Pikirkan itu..”sahut chanyeol menatap serius kearah kyungsoo “Apapun itu chanyeol..
apapun yang akan terjadi padaku, aku akan menjaga ibuku.. tetap menjaga
ibuku..”ujar kyungsoo dan berlalu pergi ‘benar-benar
keras kepala’ batin chanyeol sambil terus melihat kyungsoo yang mulai
menjauh.
‘Brukk’ kyungsoo
melemparkan tasnya dikasur sesaat ia sudah sampai dikamarnya setelah pulang
sekolah, “Hufff..”desahnya lalu berbaring diatas kasur ia terlihat sangat lelah
hari ini. Sejenak ia memejamkan mata sebelum akhirnya ia beranjak untuk mandi
dan mengganti bajunya. Usai mandi dan berganti pakaian, kyungsoo berjalan
keluar dan bermaksud untuk melihat sang ibu didalam kamarnya ‘cklekk’ setelah
membuka pintu kyungsoo sangat terkejut karna sang ibu tidak nampak didalamnyaBersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar