Fan
Fiction by SF
“I Will Protect My Mother”
Part 2
Main Cast : Do Kyungsoo as Kyungsoo
Jung Sae Mi as Sae Mi (Kyungsoo’s Mother)
Park Chanyeol as Chanyeol (Kyungsoo’s Friend)
And other
Note : Eomma : Mama
Appa/Abeoji : Papa
***
Pagi
telah datang, kyungsoo membuka pelan matanya setelah merasa hangatnya mentari
pagi yang masuk lewat kaca jendela kamarnya ia perlahan bangun dan duduk dipinggiran
ranjangnya sedikit rasa pusing masih dirasakan olehnya “apa yang sudah
terjadi...”gumamnya pelan sambil mengingat-ingat kejadian semalam ia mengingat
jika ia pingsan setelah menutup pintu dan setelah itu “eomma.. apa eomma yang
membawaku kesini”ujar kyungsoo mencoba menebak kejadian semalam iapun mulai
berjalan keluar untuk memastikan ini kepada sang ibu ‘Tok..Tok..’ kyungsoo
berhenti didepan kamarnya saat mendengar ketukan pintu dari depan iapun
berjalan menuju ruang tamu ‘Cklekk’ seseorang membukakan pintu sebelum kyungsoo
sampai diruang tamu, ya! Dia adalah sae mi, raut wajahnya terkejut melihat
beberapa orang berseragam Rumah Sakit Jiwa itu kembali didepan rumahnya
“lepas.. lepaskan!!”teriak sae mi ketika dua orang dari mereka memegang
tangannya “Eomma-nim..”teriak kyungsoo dan berlari kearah sang ibu “lepaskan
ibuku..”sentak kyungsoo dan mencoba melepaskan sang ibu “Kyungsoo-ya.. biarkan
perawat-perawat itu membawa ibumu.. ini untuk kebaikkanmu..”ujar chanyeol yang
lagi-lagi muncul dari belakang para perawat tadi “Tidak.. aku tidak akan pernah
megizinkannya..”sahut kyungsoo sambil terus mencoba melepas cengkraman dua
perawat itu begitu juga dengan sang ibu yang mencoba memberontak hingga membuat
sang perawat merasa geram, dengan tanpa sengaja perawat yang merasa geram itu
mendorong kasar kyungsoo hingga membuatnya terpental dan kepalanya membentur
keras kaca lemari diruang tamu. Semua mata kini membeku melihat kyungsoo, darah
segar mulai mengalir dipelipisnya “Kyungsoo!!!”teriak sae mi histeris dan
langsung berlari menghampiri kyungsoo “Kyungsoo.. kau mendengarku??”tanya panik
sang ibu sambil memangku kepala kyungsoo sementara kyungsoo merasakan kepalanya
sangat pusing hingga membuat matanya berat untuk terbuka “Kyungsoo.... hei! apa
yang kalian lakukan ha!! Cepat bantu aku membawa kyungsoo ke Rumah Sakit”bentak
chanyeol kepada para perawat tadi dan berlari menghampiri kyungsoo dan sae mi.
Perawat-perawat itu membopong kyungsoo kedalam mobil chanyeol yang kebetulan tadi membawa mobil
pribadi, “Kyungsoo.. bertahanlah..”ujar chanyeol dan mulai melajukan mobilnya.
“Kyungsoo... Eomma disini menemanimu..”isak sae mi sambil terus mendekap tubuh
kyungsoo yang mulai melemas itu, chanyeol yang juga sangat khawatir sesekali
melihat kyungsoo dari kaca depan mobilnya sementara kyungsoo yang masih sedikit
sadar dapat merasakan dekapan hangat dari sang ibu dekapan yang tak pernah ia
dapatkan sebelumnya hingga lambat laun kesadarannya semakin menurun sampai
akhirnya ia benar-benar tak sadarkan diri.
Sesampainya di Rumah Sakit, dokter
dan beberapa perawatnya langsung menangani kyungsoo di UGD, sae mi dan chanyeol
duduk didepan ruangan dengan perasaan gelisah dan khawatir. “Kyungsoo-ah..
maafkan eomma..”ucapan lirih itu terus terucap oleh sae mi yang menangis
tersedu-sedu, chanyeol yang melihat itu hanya dapat terdiam dan meratapi
penyesalannya ‘Maaf kyungsoo.. sungguh aku
tidak pernah menginginkan hal itu terjadi’batin chanyeol yang merasa sangat
bersalah. “keluarga pasien!”ujar sang dokter saat keluar dari ruangan, lalu chanyeol
dan sae mi mendekat kearah dokter tersebut, “apa kalian keluarganya?”tanya sang
dokter “saya ibunya Dok..”sahut sae mi dan langsung membuat chanyeol menoleh
kearahnya “begini.. pasien mengalami pendarahan otak, kami harus melakukan
operasi secepatnya untuk menggagalkan resiko fatal pada pasien.. tapi sebelum
itu, kami membutuhkan tanda tangan persetujuan dari pihak keluarga”jelas sang
dokter “lakukan yang terbaik untuk anak saya Dok.. saya menyetujuinya”jawab sae
mi yang sangat khawatir “baiklah.. mari ikut saya..”ujar sang dokter mulai berjalan
dan diikuti oleh sae mi beberapa perawat lalu keluar sambil mendorong ranjang kyungsoo
dengan cepat “Kyungsoo-ah.. bertahanlah.. ku mohon bertahanlah..”ujar chanyeol
yang mengikutinya sambil menggenggam tangan kyungsoo “maaf.. Anda tidak boleh
masuk kedalam ruangan”ujar salah satu perawat lalu menutup pintu operasi. Tak
lama kemudian seorang dokter datang dan langsung masuk ke ruang operasi lalu
disusul sae mi yang berjalan dibelakangnya dan berhenti tepat didepan pintu sambil
melihat kyungsoo dari kaca kecil dipintu. “Kyungsoo...”gumam sae mi pelan lalu
menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya, chanyeol berjalan pelan
menghampirinya “Maaf..”gumam chanyeol pelan lalu menunduk dihadapan sae mi “itu
bukan salahmu..”sahut sae mi pelan dan membuat chanyeol langsung melihat
kearahnya “kau tidak bersalah karna ingin membawaku ke Rumah Sakit Jiwa.. aku
memang sudah gila.. bahkan lebih dari gila.. aku tega beberapa kali berusaha
untuk membunuhnya, tanpa menyadari betapa besar rasa sayangnya terhadapku.. dan
tekadnya untuk selalu melindungiku..”lanjut sae mi menurunkan tangannya dengan
air mata yang tak berhenti menetes “aku sekarang yakin.. bahwa kyungsoo tidak
salah bertekad untuk selalu melindungi anda..”ujar chanyeol dengan penuh
keyakinan.
‘dia memang harus melindungi ibunya.. ibu
kandungnya.. seorang ibu yang sudah melahirkannya’ ucapan chanyeol sebelum pergi
tadi terus mengguncang pikiran sae mi, bagaimana mungkin seorang ibu kandung
tega berulang kali mencoba untuk membunuh anaknya sendiri “Apa yang sudah
kulakukan....”gumamnya pelan dengan penuh rasa bersalah. Tak lama kemudian,
operasi selesai kyungsoo dibawa keluar dari ruang operasi dan langsung dibawa
ke ruang rawat khusus. “Dokter apa saya boleh menemuinya?”tanya sae mi saat dokter
dan beberapa perawat keluar dari ruang rawat kyungsoo “boleh-boleh saja.. tapi kami
mohon untuk tetap menjaga ketenangan, karena pasien sangat memerlukan
ketenangan saat ini..”jawab sang dokter “baik, terimakasih Dok..”sahut sae mi
dan berjalan masuk ke ruangan kyungsoo. Terlihat kyungsoo tengah terbaring
lemah dengan selah infus dan juga alat pernafasan ditubuhnya,
“Kyungsoo-ah...”gumam sae mi pelan lalu menggenggam lembut tangan kyungsoo yang
terpasang selang infus tersebut “eomma disini untukmu.. maafkan eomma.. maafkan
semua kesalahan eomma..”lanjut sae mi yang kembali menangis mengingat betapa
besar kesalahannya selama ini.
***
Mentari
kembali muncul dari timur dengan pertanda jika pagi baru telah datang
menghampiri, diruang rawat kyungsoo terlihat sae mi yang baru bangun setelah
ketiduran menunggu kyungsoo semalam ia melihat sekitarnya sejenak lalu melihat
kearah kyungsoo yang terbaring tenang dengan kedua mata yang masih menutup
“kyungsoo.. apa kau masih tidur? Apa semalam kau sudah terbangun?”ujar sae mi
pelan sambil menatap kyungsoo penuh harap, ‘cklekk’ seorang dokter dan suster
masuk kedalam ruang rawat kyungsoo “permisi.. emm, mohon tunggu sebentar
diluar.. karna kami akan melakukan pemeriksaan kondisi pasien”ujar sang dokter
“apa saya tidak boleh menunggunya disini, Dok?”tanya sae mi yang ingin tetap
disisi kyungsoo “maaf.. tapi ini sudah ketentuan dari rumah sakit”jawab sang
dokter dan mulai menghampiri kyungsoo sementara sae mi berjalan pelan keluar
sambil sesekali menoleh kearah kyungsoo. Diluar ruangan sae mi berdiri
mondar-mandir menunggu dokter keluar, hingga setelah beberapa menit menunggu
dokter keluar bersama suster namun ekspresinya terlihat kurang baik “bagaimana
keadaannya Dok? Bagaimana keadaan anak saya.. mengapa dia belum sadar
juga?”tanya sae mi cemas “maaf.. berdasarkan hasil pemeriksaan hari ini, saya
baru menyadari jika ada gangguan syaraf pada otak pasien.. saya belum tau apa
tindakan selanjutnya..”jawab sang dokter terasa berat untuk mengatakannya
“bagaimana mungkin Dok, bagaimana mungkin anda tidak tau apa yang harus anda
lakukan!”tanya sae mi lantang dengan mata berkaca-kaca “benturan dikepalanya
sangat keras.. beberapa syaraf diotaknya tidak dapat bekerja dengan baik, dan
itu yang menyebabkannya belum sadarkan diri hingga saat ini.. dengan berat hati
saya mengatakan ini.. jika hingga besok belum ada kemajuan tentang keadaan
pasien maka pasien dinyatakan koma..”jelas sang dokter hingga membuat sae mi
bungkam dan sangat terkejut “permisi..”pamit sang dokter berlalu pergi bersama
seorang suster “tidak mungkin..”gumam sae mi diiringi air mata yang kian
berjatuhan iapun berlari masuk kedalam ruangan kyungsoo. Sementara itu disebuah
kelas terlihat chanyeol yang duduk termenung tanpa memperhatikan sang guru
sedikitpun, pikirannya kemana-kemana ia merasa bersalah sekaligus
mengkhawatirkan atas keadaan kyungsoo ia sangat menyesal karna tidak menuruti
ucapan kyungsoo ia terlalu memikirkan egonya yang ingin kyungsoo tetap aman
tanpa memikirkan hal lain yang dapat menjelaskan kenapa kyungsoo bersikeras
untuk tetap menjaga ibunya “Chanyeol...”suara panggilan sang guru itu
menyadarkan chanyeol dari lamunannya dan langsung menoleh “apa yang sedang kamu
pikirkan?”tanya sang guru yang menyadari jika chanyeol tidak fokus pada
pelajarannya “maaf Bu, saya tidak memikirkan apa-apa..”jawab chanyeol berdusta
“ah iya, apa kamu tau kenapa kyungsoo tidak masuk hari ini?”tanya sang guru
lagi “kyungsoo.. emm, dia.. dia sedang sakit Bu..”jawab chanyeol terlihat ragu
“oh benarkah? Kalau begitu kamu nanti bisa ikut ibu kekantor? ada hal yang ingin
ibu titipkan padamu untuk kyungsoo”ujar sang guru bertanya “emm.. baik
Bu..”jawab chanyeol sambil menganggukkan kepala.
Pulang
sekolah, chanyeol segera menuju rumah sakit untuk menjenguk kyungsoo sekaligus
menyampaikan pesan dan titipan dari sang guru tadi. Setibanya dirumah sakit
chanyeol langsung menuju kamar rawat kyungsoo ia membuka pintu ruang rawat
kyungsoo, sahabatnya itu masih terlihat berbaring dan belum menunjukkan
tanda-tanda kesadarannya “emm.. permisi..”gumam chanyeol pelan sambil berjalan
menghampiri ibu kyungsoo yang tengah duduk disamping sang anak “emm.. Bibi..
bagaimana keadaan kyungsoo? Keadaannya sudah membaik?”tanya chanyeol dan
melihat kearah ibu kyungsoo yang menggeleng pelan “ada gangguan syaraf pada
otaknya.. kata dokter jika keadaannya tidak ada kemajuan hingga besok dia
dinyatakan koma”jawab sae mi pelan “apa!!”chanyeol membelalakkan matanya karena
terkejut mendengar ucapan sae mi tersebut “kyungsoo...”gumam chanyeol yang
merasa sangat bersalah “ini salahku.. semua terjadi karnaku.. aku..” “itu bukan
salahmu, jangan menyalahkan dirimu sendiri lagi..”sahut sae mi memotong
perkataan chanyeol “seseorang yang sangat bersalah adalah aku.. aku bukan ibu
yang baik.. aku sudah menelantarkannya selama ini, bahkan aku sudah membuat
kenangan buruk dikehidupannya..”lanjut sae mi yang kembali meneteskan air
matanya “aku sangat bodoh.. aku terlalu memikirkan ego.. aku sangat bodoh karna
tidak dapat menerima takdir.. hiks.. aku sangat tidak pantas jika disebut
sebagai ibunya.. bahkan aku sangat tidak pantas disebut sebgai seorang ibu..”gumamnya
dengan semakin terisak “kyungsoo pernah berkata padaku.. jika dia sangat
menyayangi anda, dia sangat menyayangi ibunya.. dia tidak pernah membenci
anda.. bahkan dia tidak pernah berpikir sedikitpun untuk membenci anda.. dia
juga pernah berkata jika ia tidak ingin melihat ibunya sedih.. ia tidak ingin
ibunya menangis”ujar chanyeol pelan sambil menatap ibu kyungsoo yang masih
terisak “emm.. ibu guru tadi menitipkan ini untuk kyungsoo beliau juga berpesan
agar anda datang ke sekolah besok, ada hal yang ingin beliau bicarakan dengan
anda...”lanjut chanyeol sambil memberikan amplop besar berwarna coklat
ditangannya, sae mi memandangi amplop itu dengan tenang.
Sepulangnya chanyeol, sae mi
masih duduk disamping kyungsoo sambil memandangi amplop yang diberikan chanyeol
tadi. perlahan ia mulai membuka dan mengeluarkan kertas dari amplop tersebut
‘Piagam Penghargaan Lomba Olimpiade Matematika’ sae mi sedikit tersenyum sambil
meneteskan air mata lagi, rasa senang
dan sedih merasuki pikirannya ia merasa senang karna bangga memiliki anak
secerdas kyungsoo tapi ia juga sedih mengingat semua yang telah ia lakukan
selama ini ditambah lagi kyungsoo yang hingga kini tak kunjung juga sadarkan
diri.
***
Pagi
ini sae mi berangkat ke sekolah kyungsoo dengan menaiki taksi, penampilannya
rapi dan terkesan formal selama 17 tahun ini ia belum pernah sekalipun keluar
dari rumah dengan pakaian formal seperti saat ini sesekali ia memandangi
foto-foto kyungsoo dalam ponsel kyungsoo yang dibawanya. Terlihat kyungsoo yang
selalu tersenyum disetiap fotonya hingga ia berhenti pada satu buah foto, foto
kyungsoo bersama sang nenek sambil membawa kue ia teringat tanggal 12 januari
adalah hari ulang tahun kyungsoo dan hari itu dalah besok. Sesampainya
disekolah kyungsoo, sae mi berjalan pelan sambil melihat papan nama didepan
pintu ruangan yang telah ia lewati hingga akhirnya ia berhenti didepan ruang
dengan papan ‘Ruang Guru’diatas pintunya “ah, apakah anda ibu dari
kyungsoo?”tanya seorang guru yang langsung menghampirinya “ehm, iya
benar..”jawab sae mi sedikit tersenyum “ah.. mari ikut saya.. ada hal penting
yang perlu saya sampaikan kepada anda..”ujar sang guru tadi sambil tersenyum.
“saya dengar kyungsoo sedang
sakit, bagaimana keadaanya sekarang Bu? Apakah sudah membaik? Ehm, kyungsoo itu
anak yang rajin dan juga sangat pandai.. dia juga anak yang baik, penurut dan
selalu menghormati guru-gurunya.. pasti anda sangat merasa bahagia karna
memiliki anak seperti kyungsoo”ujar sang guru tersenyum sementara sae mi hanya
terdiam mendengarnya “ehmm.. jadi begini, kyungsoo mengikuti lomba olimpiade
matematika minggu lalu.. dan atas kemenangannya tersebut ia mendapat tawaran
beasiswa penuh dari Universitas Indonesia.. Direktur sangat terkesan dengan
prestasi kyungsoo.. (menyodorkan amplop coklat besar) ini dokumen dan formulir
yang harus diisi kyungsoo”lanjut sang guru.
Sae
mi berjalan pelan menuju ruang rawat kyungsoo, ia sangat menyesal atas
perbuatannya selama ini ia sangat menyesal karna telah membenci anak sebaik
kyungsoo. Perlahan sae mi membuka pintu dan masuk kedalam ruang rawat kyungsoo
“Kyungsoo-ah.. kau dapat mendengarku? Sadarlah.. banyak yang ingin eomma
katakan padamu.. eomma.. sangat menyesali semua perbuatan dan perkataan eomma..”ujar
sae mi sambil mengenggam tangan kyungsoo “eomma minta maaf.. eomma sangat minta
maaf kyungsoo.. cepatlah sadar.. eomma ingin menebusnya untukmu.. eomma berjanji..
eomma tidak akan mengulanginya lagi.. eomma berjanji akan membuatmu bahagia..
eomma akan menjadi ibu yang terbaik untukmu.. eomma menyayangimu
kyungsoo...”lanjutnya menangis sambil membenamkan wajahnya dipunggung tangan
kyungsoo. Tetesan air mata mengalir pelan dari pelupuk mata kyungsoo, tangan
yang sedari tadi terasa kaku itu perlahan-lahan mulai bergerak dan mata yang
semula tertutup itu mulai terbuka “kyungsoo.. kau sudah sadar?”ujar sae mi saat
melihat gerakan pelan dari jari-jari yang sedari tadi dalam genggamannya. kyungsoo
menatap sang ibu yang kini tengah berada disampingnya, “DOKTER! DOKTER”teriak sae
mi penuh semangat “Kyungsoo.. ini eomma.. eomma akan slalu disampingmu
kyungsoo..”gumam sae mi lalu mendekap kyungsoo yang serasa tak percaya dengan
kejadian ini ia sama sekali tidak menyangka jika hal yang sangat diharapkannya
sejak dulu itu akhirnya terjadi dimana sang ibu akan mendekapnya dengan penuh
kehangatan.
“keadaannya mulai membaik.. tapi
ada baiknya anda jangan terlalu mengajaknya berbicara dulu, karna kondisinya
yang masih sangat lemah..”ujar sang dokter didepan ruang kyungsoo “baik, terima
kasih Dok..”jawab sae mi tersenyum dan langsung masuk kedalam kamar kyungsoo “Kyungsoo-ah..
eomma sangat senang karna akhirnya kau sadar..”ujar sae mi tersenyum dan
menggenggam tangan kyungsoo “Eomma..”panggil kyungsoo sangat lirih “ada apa
kyungsoo... jangan terlalu bicara dulu, kondisimu masih lemah.. eomma akan
tetap disini untukmu.. jangan takut.. eomma tidak akan meninggalkanmu
lagi”jawab sae mi tersenyum.
Malam harinya sae mi memasuki
ruang rawat kyungsoo karna baru saja keluar untuk mencuci muka, “Kyungsoo.. kau
belum tidur?”tanya sae mi yang melihat kyungsoo masih belum tertidur “Eomma..
apa aku tengah bermimpi? Jika ia.. tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah
ini..”ujar kyungsoo pelan sambil menatap sae mi “(tersenyum lalu mengelus
rambut kyungsoo) tidak.. ini bukan mimpi kyungsoo.. ini nyata”jawab sae mi yang
berbalik menatap kyungsoo, kyungsoo perlahan-lahan mencoba bangun untuk duduk
“kau ingin duduk..”tanya sae mi lalu membantu kyungsoo duduk dan
menyandarkannya pada sebuah bantal “Kyungsoo... eomma minta maaf.. maafkan
eomma karna telah melakukan hal yang buruk padamu.. eomma sangat menyesal karna
telah membuatmu ketakutan selama ini.. eomma sangat meminta maaf...”ujar sae mi
menggenggam kedua tangan kyungsoo dengan mata berkaca-kaca “eomma tidak perlu
meminta maaf.. kyungsoo tidak pernah menyalahkan eomma.. kyungsoo sangat
menyayangi eomma..”gumam kyungsoo menatap dalam ibunya. Sae mi tersenyum haru
lalu memeluk kyungsoo dengan erat “maafkan eomma, eomma sangat bersalah padamu
kyungsoo.. eomma tidak akan marah jika kau membenci eomma.. karna eomma
bukanlah ibu yang baik.. tapi eomma berjanji, akan selalu memberikan
kebahagiaan untukmu.. eomma tidak akan pernah lagi menyakitimu.. eomma akan
slalu menyayangimu.. eomma juga akan slalu melindungimu kyungsoo...”gumamnya
pelan sambil menangis “Tidak eomma.. aku tidak pernah membenci eomma.. kyungsoo
sangat menyayangi eomma.. dan kyungsoo yang akan melindungi eomma.. aku akan
melindungi ibuku..”ujar kyungsoo tersenyum dan memeluk erat ibunya.
~Selesai~