Minggu, 26 Juli 2015

I Will Protect My Mother (Twoshoot-end)




Fan Fiction by SF

I Will Protect My Mother
 Part 2
Main Cast        : Do Kyungsoo as Kyungsoo
                          Jung Sae Mi as Sae Mi (Kyungsoo’s Mother)
                          Park Chanyeol as Chanyeol (Kyungsoo’s Friend)
                          And other


Note    : Eomma : Mama
              Appa/Abeoji : Papa




“Eomma-nim!!”panggil kyungsoo dan melangkah menuju kamar mandi ibunya “Eomma-nim!!”teriak kyungsoo lagi setelah melihat kamar mandi itu kosong dan tidak ada seorangpun didalamnya “Eomma-nim!! Eomma!!!”teriak kyungsoo dan terus mencari sang ibu keseluruh sudut ruangan dirumah ini. “Eomma-nim!!”kyungsoo terus berteriak sambil berjalan keluar dari dalam rumahnya ia terus berjalan untuk mencari sang ibu yang tak berada dirumah, perasaan khawatir kini terus membendunginya “Eomma!!! Eomma-nim”teriak kyungsoo dan menoleh kesana kemari untuk menemukan ibunya. “Eomma-nim!!”kyungsoo terus berteriak dan mencari keberadaan sang ibu ia sangat mengkhawatirkan sang ibu, awan mendung yang sedari tadi memenuhi langit itu mulai menurunkan butiran-butiran air hujan dengan sangat cepat. namun itu tak mampu menghentikan langkah kyungsoo untuk mencari ibunya, ia tetap berjalan menerjang hujan deras dengan harapan untuk segera menemukan sang ibu. Hingga malam tiba, kyungsoo masih mencari keberadaan sang ibu “Eomma-nim..”teriaknya sambil berjalan diatas genangan air setelah hujan deras sore tadi. Angin malam menambah udara dingin dikala itu, sungguh suhu seakan minus 4 derajat untuk kyungsoo. Bajunya yang basah kuyup membuatnya merasa sangat kedinginan, sesekali ia meniup-meniup kepalan tangannya untuk sedikit mengurangi rasa dinginnya tersebut. “Eomma-nim!! Eomma..!!”teriak kyungsoo dan melihat kesekelilingnya “Eomma..”gumamnya pelan sesaat setelah melihat sang ibu berjalan sendirian dijalan yang tak jauh dari tempatnya berdiri dengan perasaan gembira kyungsoo langsung berlari menghampiri ibunya “Eomma-nim”teriak kyungsoo hingga membuat sang ibu berbalik kearahnya dan ‘hap’ kyungsoo memeluk erat tubuh ibunya “Eomma-nim.. jangan pergi lagi.. ku mohon.. aku menyayangimu..”ujar kyungsoo dengan tetap memeluk sang ibu, “(melepas pelukan) aku sangat senang karna eomma baik-baik saja.. Eomma-nim, aku berjanji untuk menjaga eomma.. aku berjanji..”lanjut kyungsoo dengan penuh keyakinan, sang ibu hanya diam membisu sambil menatap kosong kearah kyungsoo “sekarang ayo kita pulang..”ujar kyungsoo dan mulai menuntun sang ibu. Sepanjang perjalanan kyungsoo dan ibunya tidak melakukan perbincangan sedikitpun, kyungsoo hanya tetap menuntun pelan sang ibu tanpa mempedulikan rasa dingin yang kini seakan menusuk kedalam tulang-tulangnya sementara sae mi sesekali melirik kearah kyungsoo karna merasakan tangan kyungsoo yang begitu dingin menyentuh pundaknya. Sesampainya dirumah, sae mi berjalan mendahului kyungsoo yang masih menutup pintu rumahnnya. Sesaat setelah menutup pintu, kyungsoo merasa sangat pusing pandangannya buram dan semua yang dilihatnya terasa berputar-putar ‘Brukk’ sae mi berhenti melangkah setelah mendengar suara seperti seseorang tengah terjatuh dibelakangnya iapun menoleh dan benar saja kyungsoo kini terlihat tergeletak tak sadarkan diri dilantai dengan cepat ia menghampiri kyungsoo lalu memangku kepala kyungsoo “Kyungsoo..”suara parau itu keluar bercampur dengan perasaan khawatir “Kyungsoo... bangunlah.. Kyungsoo”teriak sae mi panik sambil menepuk pelan pipi kyungsoo “Kyungsoo..”lanjutnya histeris karna melihat wajah kyungsoo semakin memucat ditambah lagi bibirnya mulai kebiruan dan nampak jelas jika kyungsoo sangat kedinginan saat ini. Dengan susah payah sae mi memapah kyungsoo menuju kamarnya, ia membaringkan tubuh kyungsoo lalu menyelimutinya dengan selimut tebal dikamar itu. sae mi memegang dahi kyungsoo yang terasa sangat panas, dengan cepat ia menuju dapur untuk mengambil sewadah air hangat dan handuk kecil. Dengan raut wajah cemas sae mi mengompres dahi kyungsoo dengan handuk kecil itu, air matanya menetes sesaat melihat kyungsoo menggigil kedinginan “Kyungsoo-ah..”gumamnya pelan sambil menggenggam tangan kyungsoo untuk pertama kalinya ‘Apa yang sudah ku perbuat! Apa yang sudah ku lakukan selama ini!’batin sae mi sambil terus menangis disamping kyungsoo. Setelah beberapa jam sae mi menunggu, akhirnya demam kyungsoo menurun iapun berniat untuk kembali kekamarnya namun niatnya terkurung karna tangannya masih digenggam kyungsoo dengan erat. Ia kembali memandang kyungsoo yang tengah tertidur pulas didepannya, perlahan-lahan tangannya terangkat seakan ingin menyentuh pipi kyungsoo namun tangannya kembali ditarik sebelum menyentuh kulit pipi kyungsoo ia merasa sangat berat untuk menyentuh kyungsoo rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal didalam hatinya itu.


***

            Pagi telah datang, kyungsoo membuka pelan matanya setelah merasa hangatnya mentari pagi yang masuk lewat kaca jendela kamarnya ia perlahan bangun dan duduk dipinggiran ranjangnya sedikit rasa pusing masih dirasakan olehnya “apa yang sudah terjadi...”gumamnya pelan sambil mengingat-ingat kejadian semalam ia mengingat jika ia pingsan setelah menutup pintu dan setelah itu “eomma.. apa eomma yang membawaku kesini”ujar kyungsoo mencoba menebak kejadian semalam iapun mulai berjalan keluar untuk memastikan ini kepada sang ibu ‘Tok..Tok..’ kyungsoo berhenti didepan kamarnya saat mendengar ketukan pintu dari depan iapun berjalan menuju ruang tamu ‘Cklekk’ seseorang membukakan pintu sebelum kyungsoo sampai diruang tamu, ya! Dia adalah sae mi, raut wajahnya terkejut melihat beberapa orang berseragam Rumah Sakit Jiwa itu kembali didepan rumahnya “lepas.. lepaskan!!”teriak sae mi ketika dua orang dari mereka memegang tangannya “Eomma-nim..”teriak kyungsoo dan berlari kearah sang ibu “lepaskan ibuku..”sentak kyungsoo dan mencoba melepaskan sang ibu “Kyungsoo-ya.. biarkan perawat-perawat itu membawa ibumu.. ini untuk kebaikkanmu..”ujar chanyeol yang lagi-lagi muncul dari belakang para perawat tadi “Tidak.. aku tidak akan pernah megizinkannya..”sahut kyungsoo sambil terus mencoba melepas cengkraman dua perawat itu begitu juga dengan sang ibu yang mencoba memberontak hingga membuat sang perawat merasa geram, dengan tanpa sengaja perawat yang merasa geram itu mendorong kasar kyungsoo hingga membuatnya terpental dan kepalanya membentur keras kaca lemari diruang tamu. Semua mata kini membeku melihat kyungsoo, darah segar mulai mengalir dipelipisnya “Kyungsoo!!!”teriak sae mi histeris dan langsung berlari menghampiri kyungsoo “Kyungsoo.. kau mendengarku??”tanya panik sang ibu sambil memangku kepala kyungsoo sementara kyungsoo merasakan kepalanya sangat pusing hingga membuat matanya berat untuk terbuka “Kyungsoo.... hei! apa yang kalian lakukan ha!! Cepat bantu aku membawa kyungsoo ke Rumah Sakit”bentak chanyeol kepada para perawat tadi dan berlari menghampiri kyungsoo dan sae mi. Perawat-perawat itu membopong kyungsoo kedalam mobil  chanyeol yang kebetulan tadi membawa mobil pribadi, “Kyungsoo.. bertahanlah..”ujar chanyeol dan mulai melajukan mobilnya. “Kyungsoo... Eomma disini menemanimu..”isak sae mi sambil terus mendekap tubuh kyungsoo yang mulai melemas itu, chanyeol yang juga sangat khawatir sesekali melihat kyungsoo dari kaca depan mobilnya sementara kyungsoo yang masih sedikit sadar dapat merasakan dekapan hangat dari sang ibu dekapan yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya hingga lambat laun kesadarannya semakin menurun sampai akhirnya ia benar-benar tak sadarkan diri.
Sesampainya di Rumah Sakit, dokter dan beberapa perawatnya langsung menangani kyungsoo di UGD, sae mi dan chanyeol duduk didepan ruangan dengan perasaan gelisah dan khawatir. “Kyungsoo-ah.. maafkan eomma..”ucapan lirih itu terus terucap oleh sae mi yang menangis tersedu-sedu, chanyeol yang melihat itu hanya dapat terdiam dan meratapi penyesalannya ‘Maaf kyungsoo.. sungguh aku tidak pernah menginginkan hal itu terjadi’batin chanyeol yang merasa sangat bersalah. “keluarga pasien!”ujar sang dokter saat keluar dari ruangan, lalu chanyeol dan sae mi mendekat kearah dokter tersebut, “apa kalian keluarganya?”tanya sang dokter “saya ibunya Dok..”sahut sae mi dan langsung membuat chanyeol menoleh kearahnya “begini.. pasien mengalami pendarahan otak, kami harus melakukan operasi secepatnya untuk menggagalkan resiko fatal pada pasien.. tapi sebelum itu, kami membutuhkan tanda tangan persetujuan dari pihak keluarga”jelas sang dokter “lakukan yang terbaik untuk anak saya Dok.. saya menyetujuinya”jawab sae mi yang sangat khawatir “baiklah.. mari ikut saya..”ujar sang dokter mulai berjalan dan diikuti oleh sae mi beberapa perawat lalu keluar sambil mendorong ranjang kyungsoo dengan cepat “Kyungsoo-ah.. bertahanlah.. ku mohon bertahanlah..”ujar chanyeol yang mengikutinya sambil menggenggam tangan kyungsoo “maaf.. Anda tidak boleh masuk kedalam ruangan”ujar salah satu perawat lalu menutup pintu operasi. Tak lama kemudian seorang dokter datang dan langsung masuk ke ruang operasi lalu disusul sae mi yang berjalan dibelakangnya dan berhenti tepat didepan pintu sambil melihat kyungsoo dari kaca kecil dipintu. “Kyungsoo...”gumam sae mi pelan lalu menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya, chanyeol berjalan pelan menghampirinya “Maaf..”gumam chanyeol pelan lalu menunduk dihadapan sae mi “itu bukan salahmu..”sahut sae mi pelan dan membuat chanyeol langsung melihat kearahnya “kau tidak bersalah karna ingin membawaku ke Rumah Sakit Jiwa.. aku memang sudah gila.. bahkan lebih dari gila.. aku tega beberapa kali berusaha untuk membunuhnya, tanpa menyadari betapa besar rasa sayangnya terhadapku.. dan tekadnya untuk selalu melindungiku..”lanjut sae mi menurunkan tangannya dengan air mata yang tak berhenti menetes “aku sekarang yakin.. bahwa kyungsoo tidak salah bertekad untuk selalu melindungi anda..”ujar chanyeol dengan penuh keyakinan.
                                                                                                                              
dia memang harus melindungi ibunya.. ibu kandungnya.. seorang ibu yang sudah melahirkannya’ ucapan chanyeol sebelum pergi tadi terus mengguncang pikiran sae mi, bagaimana mungkin seorang ibu kandung tega berulang kali mencoba untuk membunuh anaknya sendiri “Apa yang sudah kulakukan....”gumamnya pelan dengan penuh rasa bersalah. Tak lama kemudian, operasi selesai kyungsoo dibawa keluar dari ruang operasi dan langsung dibawa ke ruang rawat khusus. “Dokter apa saya boleh menemuinya?”tanya sae mi saat dokter dan beberapa perawat keluar dari ruang rawat kyungsoo “boleh-boleh saja.. tapi kami mohon untuk tetap menjaga ketenangan, karena pasien sangat memerlukan ketenangan saat ini..”jawab sang dokter “baik, terimakasih Dok..”sahut sae mi dan berjalan masuk ke ruangan kyungsoo. Terlihat kyungsoo tengah terbaring lemah dengan selah infus dan juga alat pernafasan ditubuhnya, “Kyungsoo-ah...”gumam sae mi pelan lalu menggenggam lembut tangan kyungsoo yang terpasang selang infus tersebut “eomma disini untukmu.. maafkan eomma.. maafkan semua kesalahan eomma..”lanjut sae mi yang kembali menangis mengingat betapa besar kesalahannya selama ini.

***

            Mentari kembali muncul dari timur dengan pertanda jika pagi baru telah datang menghampiri, diruang rawat kyungsoo terlihat sae mi yang baru bangun setelah ketiduran menunggu kyungsoo semalam ia melihat sekitarnya sejenak lalu melihat kearah kyungsoo yang terbaring tenang dengan kedua mata yang masih menutup “kyungsoo.. apa kau masih tidur? Apa semalam kau sudah terbangun?”ujar sae mi pelan sambil menatap kyungsoo penuh harap, ‘cklekk’ seorang dokter dan suster masuk kedalam ruang rawat kyungsoo “permisi.. emm, mohon tunggu sebentar diluar.. karna kami akan melakukan pemeriksaan kondisi pasien”ujar sang dokter “apa saya tidak boleh menunggunya disini, Dok?”tanya sae mi yang ingin tetap disisi kyungsoo “maaf.. tapi ini sudah ketentuan dari rumah sakit”jawab sang dokter dan mulai menghampiri kyungsoo sementara sae mi berjalan pelan keluar sambil sesekali menoleh kearah kyungsoo. Diluar ruangan sae mi berdiri mondar-mandir menunggu dokter keluar, hingga setelah beberapa menit menunggu dokter keluar bersama suster namun ekspresinya terlihat kurang baik “bagaimana keadaannya Dok? Bagaimana keadaan anak saya.. mengapa dia belum sadar juga?”tanya sae mi cemas “maaf.. berdasarkan hasil pemeriksaan hari ini, saya baru menyadari jika ada gangguan syaraf pada otak pasien.. saya belum tau apa tindakan selanjutnya..”jawab sang dokter terasa berat untuk mengatakannya “bagaimana mungkin Dok, bagaimana mungkin anda tidak tau apa yang harus anda lakukan!”tanya sae mi lantang dengan mata berkaca-kaca “benturan dikepalanya sangat keras.. beberapa syaraf diotaknya tidak dapat bekerja dengan baik, dan itu yang menyebabkannya belum sadarkan diri hingga saat ini.. dengan berat hati saya mengatakan ini.. jika hingga besok belum ada kemajuan tentang keadaan pasien maka pasien dinyatakan koma..”jelas sang dokter hingga membuat sae mi bungkam dan sangat terkejut “permisi..”pamit sang dokter berlalu pergi bersama seorang suster “tidak mungkin..”gumam sae mi diiringi air mata yang kian berjatuhan iapun berlari masuk kedalam ruangan kyungsoo. Sementara itu disebuah kelas terlihat chanyeol yang duduk termenung tanpa memperhatikan sang guru sedikitpun, pikirannya kemana-kemana ia merasa bersalah sekaligus mengkhawatirkan atas keadaan kyungsoo ia sangat menyesal karna tidak menuruti ucapan kyungsoo ia terlalu memikirkan egonya yang ingin kyungsoo tetap aman tanpa memikirkan hal lain yang dapat menjelaskan kenapa kyungsoo bersikeras untuk tetap menjaga ibunya “Chanyeol...”suara panggilan sang guru itu menyadarkan chanyeol dari lamunannya dan langsung menoleh “apa yang sedang kamu pikirkan?”tanya sang guru yang menyadari jika chanyeol tidak fokus pada pelajarannya “maaf Bu, saya tidak memikirkan apa-apa..”jawab chanyeol berdusta “ah iya, apa kamu tau kenapa kyungsoo tidak masuk hari ini?”tanya sang guru lagi “kyungsoo.. emm, dia.. dia sedang sakit Bu..”jawab chanyeol terlihat ragu “oh benarkah? Kalau begitu kamu nanti bisa ikut ibu kekantor? ada hal yang ingin ibu titipkan padamu untuk kyungsoo”ujar sang guru bertanya “emm.. baik Bu..”jawab chanyeol sambil menganggukkan kepala.
            Pulang sekolah, chanyeol segera menuju rumah sakit untuk menjenguk kyungsoo sekaligus menyampaikan pesan dan titipan dari sang guru tadi. Setibanya dirumah sakit chanyeol langsung menuju kamar rawat kyungsoo ia membuka pintu ruang rawat kyungsoo, sahabatnya itu masih terlihat berbaring dan belum menunjukkan tanda-tanda kesadarannya “emm.. permisi..”gumam chanyeol pelan sambil berjalan menghampiri ibu kyungsoo yang tengah duduk disamping sang anak “emm.. Bibi.. bagaimana keadaan kyungsoo? Keadaannya sudah membaik?”tanya chanyeol dan melihat kearah ibu kyungsoo yang menggeleng pelan “ada gangguan syaraf pada otaknya.. kata dokter jika keadaannya tidak ada kemajuan hingga besok dia dinyatakan koma”jawab sae mi pelan “apa!!”chanyeol membelalakkan matanya karena terkejut mendengar ucapan sae mi tersebut “kyungsoo...”gumam chanyeol yang merasa sangat bersalah “ini salahku.. semua terjadi karnaku.. aku..” “itu bukan salahmu, jangan menyalahkan dirimu sendiri lagi..”sahut sae mi memotong perkataan chanyeol “seseorang yang sangat bersalah adalah aku.. aku bukan ibu yang baik.. aku sudah menelantarkannya selama ini, bahkan aku sudah membuat kenangan buruk dikehidupannya..”lanjut sae mi yang kembali meneteskan air matanya “aku sangat bodoh.. aku terlalu memikirkan ego.. aku sangat bodoh karna tidak dapat menerima takdir.. hiks.. aku sangat tidak pantas jika disebut sebagai ibunya.. bahkan aku sangat tidak pantas disebut sebgai seorang ibu..”gumamnya dengan semakin terisak “kyungsoo pernah berkata padaku.. jika dia sangat menyayangi anda, dia sangat menyayangi ibunya.. dia tidak pernah membenci anda.. bahkan dia tidak pernah berpikir sedikitpun untuk membenci anda.. dia juga pernah berkata jika ia tidak ingin melihat ibunya sedih.. ia tidak ingin ibunya menangis”ujar chanyeol pelan sambil menatap ibu kyungsoo yang masih terisak “emm.. ibu guru tadi menitipkan ini untuk kyungsoo beliau juga berpesan agar anda datang ke sekolah besok, ada hal yang ingin beliau bicarakan dengan anda...”lanjut chanyeol sambil memberikan amplop besar berwarna coklat ditangannya, sae mi memandangi amplop itu dengan tenang.
Sepulangnya chanyeol, sae mi masih duduk disamping kyungsoo sambil memandangi amplop yang diberikan chanyeol tadi. perlahan ia mulai membuka dan mengeluarkan kertas dari amplop tersebut ‘Piagam Penghargaan Lomba Olimpiade Matematika’ sae mi sedikit tersenyum sambil meneteskan air mata lagi, rasa  senang dan sedih merasuki pikirannya ia merasa senang karna bangga memiliki anak secerdas kyungsoo tapi ia juga sedih mengingat semua yang telah ia lakukan selama ini ditambah lagi kyungsoo yang hingga kini tak kunjung juga sadarkan diri.

***

            Pagi ini sae mi berangkat ke sekolah kyungsoo dengan menaiki taksi, penampilannya rapi dan terkesan formal selama 17 tahun ini ia belum pernah sekalipun keluar dari rumah dengan pakaian formal seperti saat ini sesekali ia memandangi foto-foto kyungsoo dalam ponsel kyungsoo yang dibawanya. Terlihat kyungsoo yang selalu tersenyum disetiap fotonya hingga ia berhenti pada satu buah foto, foto kyungsoo bersama sang nenek sambil membawa kue ia teringat tanggal 12 januari adalah hari ulang tahun kyungsoo dan hari itu dalah besok. Sesampainya disekolah kyungsoo, sae mi berjalan pelan sambil melihat papan nama didepan pintu ruangan yang telah ia lewati hingga akhirnya ia berhenti didepan ruang dengan papan ‘Ruang Guru’diatas pintunya “ah, apakah anda ibu dari kyungsoo?”tanya seorang guru yang langsung menghampirinya “ehm, iya benar..”jawab sae mi sedikit tersenyum “ah.. mari ikut saya.. ada hal penting yang perlu saya sampaikan kepada anda..”ujar sang guru tadi sambil tersenyum.
“saya dengar kyungsoo sedang sakit, bagaimana keadaanya sekarang Bu? Apakah sudah membaik? Ehm, kyungsoo itu anak yang rajin dan juga sangat pandai.. dia juga anak yang baik, penurut dan selalu menghormati guru-gurunya.. pasti anda sangat merasa bahagia karna memiliki anak seperti kyungsoo”ujar sang guru tersenyum sementara sae mi hanya terdiam mendengarnya “ehmm.. jadi begini, kyungsoo mengikuti lomba olimpiade matematika minggu lalu.. dan atas kemenangannya tersebut ia mendapat tawaran beasiswa penuh dari Universitas Indonesia.. Direktur sangat terkesan dengan prestasi kyungsoo.. (menyodorkan amplop coklat besar) ini dokumen dan formulir yang harus diisi kyungsoo”lanjut sang guru.
            Sae mi berjalan pelan menuju ruang rawat kyungsoo, ia sangat menyesal atas perbuatannya selama ini ia sangat menyesal karna telah membenci anak sebaik kyungsoo. Perlahan sae mi membuka pintu dan masuk kedalam ruang rawat kyungsoo “Kyungsoo-ah.. kau dapat mendengarku? Sadarlah.. banyak yang ingin eomma katakan padamu.. eomma.. sangat menyesali semua perbuatan dan perkataan eomma..”ujar sae mi sambil mengenggam tangan kyungsoo “eomma minta maaf.. eomma sangat minta maaf kyungsoo.. cepatlah sadar.. eomma ingin menebusnya untukmu.. eomma berjanji.. eomma tidak akan mengulanginya lagi.. eomma berjanji akan membuatmu bahagia.. eomma akan menjadi ibu yang terbaik untukmu.. eomma menyayangimu kyungsoo...”lanjutnya menangis sambil membenamkan wajahnya dipunggung tangan kyungsoo. Tetesan air mata mengalir pelan dari pelupuk mata kyungsoo, tangan yang sedari tadi terasa kaku itu perlahan-lahan mulai bergerak dan mata yang semula tertutup itu mulai terbuka “kyungsoo.. kau sudah sadar?”ujar sae mi saat melihat gerakan pelan dari jari-jari yang sedari tadi dalam genggamannya. kyungsoo menatap sang ibu yang kini tengah berada disampingnya, “DOKTER! DOKTER”teriak sae mi penuh semangat “Kyungsoo.. ini eomma.. eomma akan slalu disampingmu kyungsoo..”gumam sae mi lalu mendekap kyungsoo yang serasa tak percaya dengan kejadian ini ia sama sekali tidak menyangka jika hal yang sangat diharapkannya sejak dulu itu akhirnya terjadi dimana sang ibu akan mendekapnya dengan penuh kehangatan.
“keadaannya mulai membaik.. tapi ada baiknya anda jangan terlalu mengajaknya berbicara dulu, karna kondisinya yang masih sangat lemah..”ujar sang dokter didepan ruang kyungsoo “baik, terima kasih Dok..”jawab sae mi tersenyum dan langsung masuk kedalam kamar kyungsoo “Kyungsoo-ah.. eomma sangat senang karna akhirnya kau sadar..”ujar sae mi tersenyum dan menggenggam tangan kyungsoo “Eomma..”panggil kyungsoo sangat lirih “ada apa kyungsoo... jangan terlalu bicara dulu, kondisimu masih lemah.. eomma akan tetap disini untukmu.. jangan takut.. eomma tidak akan meninggalkanmu lagi”jawab sae mi tersenyum.
Malam harinya sae mi memasuki ruang rawat kyungsoo karna baru saja keluar untuk mencuci muka, “Kyungsoo.. kau belum tidur?”tanya sae mi yang melihat kyungsoo masih belum tertidur “Eomma.. apa aku tengah bermimpi? Jika ia.. tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini..”ujar kyungsoo pelan sambil menatap sae mi “(tersenyum lalu mengelus rambut kyungsoo) tidak.. ini bukan mimpi kyungsoo.. ini nyata”jawab sae mi yang berbalik menatap kyungsoo, kyungsoo perlahan-lahan mencoba bangun untuk duduk “kau ingin duduk..”tanya sae mi lalu membantu kyungsoo duduk dan menyandarkannya pada sebuah bantal “Kyungsoo... eomma minta maaf.. maafkan eomma karna telah melakukan hal yang buruk padamu.. eomma sangat menyesal karna telah membuatmu ketakutan selama ini.. eomma sangat meminta maaf...”ujar sae mi menggenggam kedua tangan kyungsoo dengan mata berkaca-kaca “eomma tidak perlu meminta maaf.. kyungsoo tidak pernah menyalahkan eomma.. kyungsoo sangat menyayangi eomma..”gumam kyungsoo menatap dalam ibunya. Sae mi tersenyum haru lalu memeluk kyungsoo dengan erat “maafkan eomma, eomma sangat bersalah padamu kyungsoo.. eomma tidak akan marah jika kau membenci eomma.. karna eomma bukanlah ibu yang baik.. tapi eomma berjanji, akan selalu memberikan kebahagiaan untukmu.. eomma tidak akan pernah lagi menyakitimu.. eomma akan slalu menyayangimu.. eomma juga akan slalu melindungimu kyungsoo...”gumamnya pelan sambil menangis “Tidak eomma.. aku tidak pernah membenci eomma.. kyungsoo sangat menyayangi eomma.. dan kyungsoo yang akan melindungi eomma.. aku akan melindungi ibuku..”ujar kyungsoo tersenyum dan memeluk erat ibunya.

~Selesai~

I Will Protect My Mother (Twoshoot-start)



Fan Fiction by SF

I Will Protect My Mother
 Part 1
Main Cast        : Do Kyungsoo as Kyungsoo
                          Jung Sae Mi as Sae Mi (Kyungsoo’s Mother)
                          Park Chanyeol as Chanyeol (Kyungsoo’s Friend)
                          And other


Note    : Eomma : Mama
              Appa/Abeoji : Papa




            Dimalam yang penuh kesunyian itu, terlihat seorang wanita tengah memandangi seorang bayi lucu yang berada disamping ia terbaring “kenapa Aku harus melahirkan anak ini! KENAPA!!”teriaknya dan hendak menjatuhkan sang bayi “Sae Mi!!”teriak seseorang dan langsung merebut bayi itu dari tangan wanita tadi yang bernama sae mi “apa kau sudah gila hah!! Ini Anakmu!! Anak kandungmu..”bentak seorang wanita paruh baya dan memandang sae mi tak percaya “(beranjak menghampiri wanita paruh baya tadi) Kemarikan anak itu.. KEMARIKAN! Dia menghancurkan hidupku.. Kemarikan anak itu!!”teriak sae mi dan mencoba merebut bayi itu “hentikan Sae Mi.. bayi ini tidak bersalah.. suamimu meninggal karna takdir, bukan karna anakmu ini!!”ujar wanita paruh baya itu yang tak lain adalah ibu dari sae mi “Dia anak pembawa sial.. jika bukan karnanya yeun jo tidak akan mati!! Ini karnanya!! Kemarikan anak itu!! Kemarikan!!”teriak sae mi dan terus mencoba merebut bayi malang itu dari tangan ibunya “Hentikan Sae Mi... DOKTER!! SUSTER!!”teriak ibu sae mi untuk meminta bantuan, tanpa menunggu lama seorang dokter dan beberapa perawat datang dan langsung menahan amukan sae mi kemudian memberikan suntikan obat penenang kepadanya. Dan tak beberapa lama kemudian sae mi diam tak sadarkan diri, “Ibu Rin Ah.. saya perlu berbicara sebentar dengan anda...”ujar sang dokter pada ibu sae mi.
“ada apa Dok..?”tanya rin ah ibu dari sae mi “saudari sae mi.. saya rasa.. mentalnya sedang terganggu.. saya belum memastikan apakah ini penyakit jiwa, tapi.. saya rasa, dia belum dapat menerima sebuah takdir yang sangat menyakitkan untuknya..”ujar sang dokter dan menatap ibu rin ah “saya mengerti Dok.. apa, ada kemungkinan anak saya dapat sembuh Dok”tanyanya dengan penuh berharap “saya belum tau kepastiannya, tapi ada kemungkinan pasien dapat sembuh.. dan saya sarankan.. tolong jauhkan pasien dari bayinya, saya takut pasien akan berbuat fatal karna gangguan mentalnya tersebut..”ujar sang dokter “saya paham Dok..”jawabnya lalu menatap bayi yang berada dalam dekapannya itu “tenanglah Nak... nenek akan menjagamu..”ujarnya pelan sambil mengelus lembut rambut bayi tersebut.

17 Tahun Kemudian

            Suasana Rumah itu, kini terlihat sangat ramai banyak orang berdatangan dengan mengenakan pakaian serba hitam. Ya! Orang-orang tersebut sedang melayat ke rumah kim rin ah yang meninggal tadi malam, “Kyungsoo.. kau harus tabah.. tetaplah menjadi anak yang tegar”ujar seorang wanita tua dan mengelus bahu pemuda yang bernama kyungsoo itu. Benar, pemuda itu adalah cucu dari Alm. rin ah nenek yang mengasuh dan menyayanginya semenjak bayi. “terima kasih Bibi..”jawab kyungsoo sedikit tersenyum.
            Setelah pemakaman neneknnya usai, kini terlihat kyungsoo tengah duduk sendirian disofa ruang tamunya “sekarang aku benar-benar kesepian..”ujarnya pelan sambil menatap foto sang nenek dimeja depannya. Iapun beranjak dan berjalan kekamarnya.
Malam telah datang, terlihat kyungsoo yang tengah berdiri didepan pintu sebuah kamar. Itu adalah kamar ibunya, ia terlihat ragu untuk membuka kamar ibunya tersebut ia teringat terakhir kali atau tepatnya 10 tahun yang lalu ketika ia menemui sang ibu. Bukan pelukan hangat yang ia dapatkan melainkan sebuah cekikkan dari sang ibu dengan terus membentaknya, ia yakin jika neneknya tidak segera datang mungkin ia akan mati saat itu juga. Tangan kyungsoo bergetar memegang ganggang pintu itu, ia masih takut mengingat hal buruk yang terjadi padanya kala itu. Namun hatinya telah bertekad untuk menemui ibunya, ia berharap kini ibunya telah berubah dan mau menerima kehadirannya. ‘cklekk’pintu itu terbuka sedikit lebar, kyungsoo melihat ibunya tengah duduk menunduk lesu dipinggir ranjang dengan penampilan kusut dan sangat kacau. kyungsoo melangkah pelan menghampiri ibunya, ia duduk disamping ibunya dengan penuh rasa ragu dan takut “Eomma..”panggilnya pelan, sae mi menoleh dan menatap tajam kearah kyungsoo “kau...”ujar sae mi dan mengepal geram “Eom-Eomma.. ku mohon jangan seperti ini.. kyungsoo menyayangi eomma..”ujar kyungsoo sambil sedikit mundur dari tempat duduknya “kau.. kau yang telah membunuh suamiku.. kau..!! Semua karenamu!! KARENAMU!!”teriak sae mi dan mencengkram kuat lengan kyungsoo “Eomma.. tenanglah.. ku mohon tenanglah..”ujar kyungsoo melepas cengkraman sang ibu dan beralih mendekapnya dengan erat “kyungsoo menyayangi eomma.. sangat menyayangi eomma”ujar kyungsoo pelan hingga meneteskan air matanya.

***

            Pagi tlah datang menyambut, terlihat kyungsoo telah siap berangkat sekolah hari ini. Sebelum berangkat ia terlebih dulu meletakkan sepiring makanan dan segelas air putih dimeja kamar ibunya, kyungsoo tidak membangunkan ibunya yang masih terlelap ia hanya memandanginya dan berharap jika ibunya akan segera sembuh serta dapat menerima kehadirannya.
Setelah beberapa waktu berlalu, kini kyungsoo sudah berjalan memasuki kelasnya. “Kyungsoo-ah...”panggil chanyeol sahabat dekatnya “aku turut berduka cita atas kepergian nenekmu”ujarnya dan menghadap kyungsoo “ehmm, terima kasih Chanyeol-ah..”jawab kyungsoo tersenyum dan duduk dikursinya “ah, Kyungsoo.. apa kau merasa kesepian? Jika kau merasa kesepian, datang saja ke rumahku.. ibuku menyuruhku untuk membawamu tinggal bersama kami”ujar chanyeol dan duduk disamping kyungsoo “ah tidak, Chanyeol-ah.. aku lebih nyaman di rumah, aku tidak apa-apa di rumah..”jawab kyungsoo dan menatap sahabat baiknya itu “tapi ibumu...?”tanya chanyeol ragu “jangan terlalu memikirkan hal itu, eomma sudah lebih tenang.. aku yakin eomma akan segera sembuh”jawab kyungsoo dan mengeluarkan buku fisikanya “kau sangat tegar kyungsoo.. hmm, tetaplah kuat burung hantuku..”ujar chanyeol tertawa dan mengacak-acak rambut kyungsoo “heeyy..”protes kyungsoo terhadap kebiasaan chanyeol yang selalu mengacak-acakan tatanan rambutnya itu, sementara chanyeol hanya tertawa melihat ekspresi lucu dari sahabatnya itu.
            Siang yang terik ini membuat kyungsoo berjalan cepat memasuki rumahnya, sesaat setelah membuka pintu ia terkejut karna ibunya sudah berdiri tepat didepan pintu “Eomma..”ujarnya pelan dan memandangi ibunya yang tengah mendongakkan kepalanya lalu menatap tajam kearahnya “a-apa.. Eomma menungguku..?”tanyanya dengan suara bergetar, kyungsoo semakin takut melihat ibunya yang kini tetap menatap tajam seperti seekor harimau kelaparan yang telah menemui mangsanya. kyungsoo menelan ludahnya dan berjalan seperti kepiting seakan berusaha menghindar dari tatapan menakutkan itu, sae mi melirik tajam kearah kyungsoo yang berjalan pelan lalu berlari cepat menuju kamarnya. sae mi mengejarnya, ‘brakk’ kyungsoo menutup pintu kamarnya dengan keras ia sangat takut sekarang “BUKA PINTUNYA!!!”sebuah teriakan nyaring terdengar dari luar kamar kyungsoo, dengan segera ia memutar kunci pintu kamar untuk menguncinya “BUKA PINTUNYA!!!!”teriakan itu kembali terdengar bersamaan dengan gebrakan pintu pada kamar kyungsoo. kyungsoo duduk ketakutan ditembok pojok kamarnya, ia sangat takut jika ibunya akan berhasil masuk kekamarnya dan membunuhnya saat itu juga. “Eomma-nim.. ku mohon hentikan..”ujarnya lirih sambil menangis dan memeluk lututnya erat-erat, “BUKA PINTUNYA!!!!!!!!!”teriakan itu terus terdengar sangat keras dari dalam kamar kyungsoo.
Setelah berapa lama waktu teriakan dan gebrakan pintu itu sudah terdengar lagi, kyungsoo merasa lega karna ibunya kini sudah berhenti mengepungnya. Ia berjalan pelan ke ranjang tidurnya lalu ia berbaring lemas diatas kasur nafasnya tak beraturan karena rasa ketakutannya tadi, mata itu memejam dan mencoba menenangkan segala rasa takut yang kini tengah menderanya. “apa kesalahanku?? Apa yang sudah ku lakukan hingga eomma sangat membenciku???”pertanyaan itu bertubi-tubi terngiang dipikiran kyungsoo, “hufffff...”kyungsoo beranjak untuk mendinginkan tubuhnya yang terasa panas itu dikamar mandi, ia berharap air segar yang akan mengaliri tubuhnya nanti dapat melunturkan semua rasa takutnya saat itu juga. Seusai mandi dan mengganti pakaian, kyungsoo merasa lelah dan membaringkan tubuhnya diatas kasur itu ia memejamkan mata dan berharap agar segera terlelap didalam mimpi yang indah. Harapannya terkabul, tanpa menunggu lama kyungsoo sudah terlelap didalam sebuah mimpi yang entah mimpi buruk atau mimpi indah, namun sepertinya itu mimpi indah karna kyungsoo tertidur pulas dengan raut wajah yang terlihat sangat damai.
-
“Kyungsoo-ah... Kyungsoo-ah.. Kyungsoo-ah..”suara itu terus terdengar oleh kyungsoo yang tengah berada disebuah tempat yang teramat asing baginya, “Kyungsoo-ah...” “Nenek...”ujar kyungsoo yang melihat sang nenek tersenyum memandangnya, iapun berlari dan memeluk neneknya tersebut “Kyungsoo-ah.. kau baik-baik saja? Kenapa kau menangis?”tanya neneknya karena merasa kyungsoo tengah terisak dipelukkannya “hiks.. apa kesalahanku Nek... apa yang membuat eomma sangat membenciku?? hiks.. hiks.. apa yang sudah ku lakukan hingga eomma terus menyalahkanku?? hiks”jawab kyungsoo dengan terus terisak “(mengelus punggung kyungsoo) Kyungsoo-ah.. kau tidak mempunyai salah apapun.. kau tidak bersalah sedikitpun..”ujar sang nenek lembut, kyungsoo perlahan-lahan melepas pelukannya “appa..?? tidak meninggal karnaku?”tanya kyungsoo menatap sang nenek “(tersenyum dan memegang kedua pipi kyungsoo) Kyungsoo-ah, dengarkan nenek baik-baik.. itu bukan salahmu, sungguh bukan salahmu.. appa-mu pergi bukan karnamu, itu karna takdir.. takdir yang sudah ditentukan oleh Tuhan.. jangan menangis.. cucu kesayangan nenek tidak boleh menjadi pria yang lemah.. tetaplah kuat dan tegar.. nenek akan selalu berada disisimu.. disini.. didalam hatimu.. jangan takut.. karna nenek slalu bersamamu...”ujar lembut sang nenek sambil menatap kyungsoo “Kyungsoo-ah.. tetaplah kuat.. jangan pernah sekali-kali mencoba untuk menyerah.. jaga dirimu baik-baik..”lanjut sang nenek lalu mengecup dahi kyungsoo dan menghilang bak semilir angin yang berhembus pelan dan berlalu pergi “Nenek..! Nenek...!”
-
“Nenek..”teriak kyungsoo dan terbangun dari tidurnya, ia mengelap keringat yang keluar dipelipisnya “Huffff...”desahnya lalu melihat jam dinding dikamarnya “aku tidur terlalu lama..”ujarnya pelan saat melihat jam yang menunjukan pukul 7 malam, iapun beranjak dan berjalan membuka pintu kamarnya. kyungsoo melihat kesekeliling ruangan yang tampak gelap, ia berjalan melambat dan menyalakan saklar lampu yang tak jauh dari kamarnya itu “Hufff..”desahnya lega “ini sudah malam.. ah.. aku sangat lapar..”ujarnya pelan dan berjalan kedapur dengan niat memasak untuk makan malam. kyungsoo memasak nasi goreng kesukaan neneknya, ia menikmati kegiatan memasaknya tanpa rasa takut sedikitpun “krekk” tiba-tiba saja terdengar suara yang mengejutkannya. kyungsoo menatap waspada kesekelilingnya, kosong! Dapur itu kosong dan tidak ada siapapun selain dirinya “krekk” suara yang sama muncul lagi iapun memberanikan diri untuk mencari sumber suara itu. Ia berjalan pelan menuju ruang makan, kyungsoo mengendap dan mengintip dari balik tembok ‘brukk’ “meong..”seekor kucing yang merasa ketahuan itu langsung berlari sambil membawa kabur sepotong ayam goreng yang kyungsoo masak tadi pagi “huff.. hanya seekor kucing”ucapnya pelan dan kembali kedapur. Seusai memasak, kyungsoo dengan sigap menyantap masakannya itu karna kelaparan. Hingga beberapa menit kemudian, ia merasa kenyang setelah meneguk segelas air putih disamping piring yang kini bersih dan hanya tersisa noda kecap di atasnya “hufff... aku merasa hidup lagi sekarang..”ujarnya pelan seakan baru terbebas dari maut yang membuatnya akan tersiksa jika merasakannya, Ya! Itu adalah rasa laparnya. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu ‘Eomma’ pikirnya, ia teringat jika ibunya pasti belum makan. Dengan segera iapun menyiapkan sepiring nasi goreng dan segelas air putih ke nampan kayu, kyungsoo membawa nampan itu menuju kamar ibunya. Pelan-pelan kyungsoo membuka kamar ibunya, ranjang itu kosong! Dimana sang ibu? kyungsoo meletakkan nampan itu diatas meja, ia menoleh kesekitarnya untuk mencari-cari keberadaan sang ibu “Eomma-nim... Eomma...”panggil kyungsoo sedikit keras “Ha! Sekarang kau tertangkap juga!”bisik sae mi yang tiba-tiba melingkarkan tangannya ke leher kyungsoo “Eomma-nim...”sahut Kyungsoo mencoba melepas lingkaran tangan sang ibu “aku sudah menunggu lama untuk ini!!!”bisik sae mi dengan mengeratkan lingkaran tangannya ke leher kyungsoo “uhuukk.. Eomma-nim.. uhukk.. hentikan! ku mohon..”gumam pelan kyungsoo yang sudah merasa kesulitan bernafas, dengan segenap energinya kyungsoo berhasil melepaskan diri, ia berniat berlari keluar namun dengan cepat lengannya dicengkram erat oleh sang ibu “argghhh..”teriak sae mi yang menarik lalu mendorong kyungsoo ketembok “Aghh”rintih kyungsoo saat tubuhnya membentur tembok dengan keras ‘cklikk’sae mi mengunci pintu kamarnya lalu berjalan pelan kearah kyungsoo “sekarang.. aku dapat membunuhmu!!!”ujar sae mi dan tersenyum bak seorang iblis, ia mencengkram leher kyungsoo tanpa rasa kasihan sedikitpun hingga membuat kyungsoo terlihat sangat kesulitan bernafas “uhukk.. uhukk.. hentikan Eomma.. uhukk”gumam pelan kyungsoo lalu mendorong ibunya menjauh dan itu berhasil membuat cengkraman sae mi terlepas dari leher kyungsoo. kyungsoo berlari menjauh menuju pintu “kau tidak akan lolos lagi, Heh!!!”teriak sae mi dan mengambil pisau dibawah ranjangnya “kau harus mati!! aku membencimu!!!”teriak sae mi dan mengarahkan pisau itu ke kyungsoo, namun kyungsoo berhasil menghindar karna dapat mengetahui gerakan sang ibu “Eomma.. ku mohon hentikan.. hentikan..”ujar kyungsoo lirih dengan rasa ketakutannya “aku tidak akan meloloskanmu”ujar sae mi dengan tatapan tajam yang penuh kebencian “Hyaa!!” layangan pisau itu berhasil ditahan kyungsoo dengan memegang tangan sang ibu, “hentikan Eomma.. hentikan”ujar kyungsoo sambil terus memegang tangan ibunya “LEPAS!! LEPASKAN”berontak sae mi dan mampu menggores luka di tangan kanan kyungsoo “aghhh..”rintih kyungsoo dan memegangi tangan kanannya yang kini tengah bercucuran darah, ‘Bughh’ sae mi mendorong kasar kyungsoo ketembok “JANGAN BERGERAK!! JANGAN BERGERAK SEDIKITPUN”teriak sae mi dan menodongkan pisau tepat didepan leher kyungsoo “Kau tau!! AKU SANGAT MEMBENCIMU! SANGAT MEMBENCIMU! semua karnamu! semua karnamu!! jika aku tidak melahirkanmu yeun jo tidak akan mati! INI SALAHMU! AKU BENCI KARNA TELAH MELAHIRKANMU! AKU BENCI”bentak sae mi dengan menatap geram ke kyungsoo “apa itu keinginan ku???”suara pelan kyungsoo membuat sae mi diam “apa semua ini kehendak ku??”lanjut kyungsoo dengan menatap sendu kearah sang ibu “apa takdir ini aku yang mengaturnya?? aku sungguh tidak ingin semua ini terjadi.. aku tidak ingin semua hal ini terjadi.. aku tidak mengerti, kenapa aku dapat terlahir kedunia jika sangat dibenci oleh orang yang telah melahirkan ku.. takdir... takdir yang telah menentukan semua ini.. iya takdir... aku sempat berpikir jika aku tidak akan lama tinggal didunia ini, karna aku merasa jika maut selalu memburu ku.. dimanapun aku berada, aku selalu merasakan maut itu selalu mengintaiku.. tapi takdir.. takdir sudah menentukan jalanku.. aku yakin jika takdir juga sudah menentukan mautku yang belum ku temui hingga hari ini..”ujar pelan kyungsoo dengan mata berkaca-kaca “aku tidak dapat memilih takdir yang ku inginkan.. takdir yang juga eomma inginkan.. takdir yang tidak membawaku terlahir kedunia ini.. takdir yang dapat menyelamatkan appa.. takdir yang dapat membuat appa dan eomma tetap bersama.. takdir dimana eomma dapat merasa bahagia.. jika saja takdir itu benar-benar dapat ku pilih.. aku akan lebih bahagia, karna eomma tidak akan pernah membenciku....” tangan sae mi gemetar, ia menjatuhkan pisaunya setelah mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari kyungsoo sae mi berbalik dan berjalan menjauh entah apa yang ia pikirkan saat ini namun itu kesempatan yang bagus untuk kyungsoo, ia dengan cepat berlari keluar dari kamar sae mi dan langsung masuk kedalam kamarnya “ARGHHHHHH!!”teriak sae mi dan melempar segala benda yang ada dikamarnya isak tangis sae mi pecah mengingat kejadian 17 tahun yang lalu..

Flashback on

Hujan deras itu membawa angin yang cukup kencang menghebus dipepohonon, didalam sebuah rumah terlihat sepasang suami-istri tengah duduk bersanding disofa “Ah Sae Mi-ah.. kandunganmu sudah memasuki 9 bulan lebih sedikit.. aku sudah tidak sabar menanti kelahiran anak pertama kita”ujar sang suami dengan antusias “Yeun Jo-ah.. kau harus sabar menantinya.. aku yakin tidak akan lama lagi dia akan terlahir didunia ini.. dan melihat betapa luas nan indahnya dunia  ini..”jawab sang istri tersenyum. Ya! Mereka adalah Do Yeun Jo dan Kim Sae Mi, sepasang suami-istri yang tengah menantikan kelahiran anak pertamanya. “Sae Mi-ah.. Aku yakin anak ini nanti akan menjadi seorang yang kuat, pemberani dan sangat cerdas..”ujar yeun jo lagi sambil mengelus perut sae mi yang besar itu “hmm.. aku juga slalu berdo’a jika ia nanti akan disayangi banyak orang.. semua orang akan senang dengannya”sahut sae mi tersenyum berseri-seri “A..aah..”rintih sae mi tiba-tiba “Sae Mi-ah ada apa??”tanya yeun jo cemas “Yeun Jo.. perutku terasa sakit..”jawab sae mi meringis kesakitan “apa!! kita harus ke rumah sakit sekarang.. ku rasa kau akan melahirkan sae mi..”ujar yeun jo mengambil kunci mobilnya lalu menggendong sae mi. Ia mengendarai mobil untuk menuju rumah sakit yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya, “Eomma-nim...”ujar yeun jo yang menelpon ibu mertuanya “Eomma-nim sae mi.. sae mi akan segera melahirkan... aku sedang membawanya ke rumah sakit sekarang... baik Eomma-nim” ujar yeun jo lalu mematikan panggilannya “Sae Mi-ah.. bersabarlah kita sedang ke Rumah Sakit sekarang”ujar yeun jo dan menggenggam tangan sae mi yang tengah menahan sakit diperutnya. Baru setengah jalan, mobil yeun jo dan sae mi tiba-tiba berhenti “Ah.. ada apa ini.. kenapa mobil ini berhenti..”rutuk yeun jo dan mencoba menyalakan mesin mobilnya “Ah.. kenapa mogok disaat seperti ini..”rutuknya lagi dengan sangat kesal “Sae Mi-ah.. aku akan mencarikan tumpangan untukmu..”ujar yeon jo mengambil payung dan keluar dari mobilnya “YEUN JO!!!!”teriak sae mi histeris saat melihat sang suami tertimpa pohon tumbang didepan mobilnya, dengan susah payah sae mi keluar dari mobil itu “Yeun Jo..”teriaknya dan terjatuh karna kakinya mulai melemas, sebuah mobil berhenti dibelakang mobil sae mi dan yeun jo. orang-orang mulai mengerumuni mereka, orang-orang bergotong royong mengangkat pohon tumbang itu dan tangis sae mi semakin pecah ketika melihat sang suami sudah tergeletak dengan bersimbah darah “Yeun Jo..”teriak sae mi yang kini tengah dipapah seorang warga menuju mobil sedan dibelakang mobilnya, warga tersebut berniat untuk membawa sae mi ke Rumah Sakit untuk melangsungkan persalinan. sementara yeun jo, dibawa ambulan yang baru datang ke lokasi kejadian.

“saya turut berduka...”suara dokter diluar ruang rawat samar-samar terdengar oleh sae mi, ia yang beberapa jam lalu baru bersalin kini menajamkan pendengerannya untuk mendengar apa yang akan dokter katakan kepada rin ah sang ibu “saudara yeun jo..... beliau tidak dapat diselamatkan.. beliau telah meninggal” ‘Jdarrrrrr’bak sebuah petir tengah menyambar telinga sae mi, air matanya mengalir deras “tidak mungkin... ini tidak mungkin...”gumamnya pelan seakan tak percaya dengan apa yang baru ia dengar itu “yeun jo....”lanjutnya dengan beruraian air mata “anak ini...”gumam sae mi dan melihat kearah bayi yang berada disampingnya “kenapa aku harus melahirkan anak ini! KENAPA!!”teriaknya dan hendak menjatuhkan sang bayi

Flashback off

Sementara itu, kini terlihat kyungsoo tengah mencoba menghentikan aliran darah ditangan kanannya dengan sebuah tisu ia tak berhenti merintih menahan sakit dan menangis. Bukan rasa sakit ditangannya yang membuat ia menangis, melainkan kejadian yang baru saja dialaminya. Isakanya tak berhenti begitu saja, ia berbaring sambil terus menangis ‘Takdir’ ya takdir yang ia hadapi selama ini begitu menyakitkan bahkan sangat menyakitkan untuknya. Perlahan-lahan kyungsoo menutup matanya, ia berharap jika ia tidak akan bangun lagi besok, ia sudah lelah sudah terlalu lelah menghadapi semua ini kini ia berharap jika tadi ibunya berhasil membunuhnya saat itu juga ia berharap jika ia dapat meninggalkan segala takdir menyakitkan ini dan tenang di langit di alam yang tak akan pernah tersentuh oleh takdir yang buruk. Tetapi, ia teringat mimpinya sore tadi mimpi bertemu sang nenek yang berpesan pada dirinya ‘Jangan menangis.. cucu kesayangan nenek tidak boleh menjadi pria yang lemah.. tetaplah kuat dan tegar.. nenek akan selalu berada disisimu.. disini.. didalam hatimu.. jangan takut.. karna nenek slalu bersamamu...’ kyungsoo teringat pesan tersebut ia menatap kosong lantai dikamarnya, dan tak beberapa lama kyungsoo mulai menutup kelopak matanya dan terlelap tidur.
Langkah pelannya membuat sae mi agak lama sampai didepan sebuah kamar, itu kamar kyungsoo. Apa yang akan ia lakukan, apa ia akan mencoba untuk membunuhnya lagi? Entahlah, tapi kini sae mi membuka pintu kamar kyungsoo dengan perlahan. Raut wajahnya sangat kusut dan matanya menatap kosong kearah kyungsoo yang tengah terlelap tidur, perlahan tapi pasti sae mi berjalan mendekati kyungsoo ‘Itu karnamu!’ ‘Semua karnamu’jeritan hatinya terus bergejolak ia berubah menatap tajam kyungsoo ‘aku harus membunuhmu! aku akan membunuhmu!’jeritan terakhir dihati sae mi dan membuat tangan yang sudah membawa pisau itu terangkat keatas seakan siap untuk meusukkannya ke kyungsoo. Namun tiba-tiba saja ia terduduk lemas, tangannya bergetar dan mulai turun ke atas lantai buliran air mata terus berjatuhan membasahi pipinya. sae mi teringat akan mimpinya semalam..
-
“Sae Mi-ah...” sae mi merasa sebuah tangan membelai rambutnya, iapun membuka mata dan melihat seseorang yang sangat dirindukannya itu tengah tersenyum menatapnya. Dengan segera ia bangkit dan memeluk seseorang tersebut, Ya! Dia adalah yeun jo suaminya “aku sangat merindukamu... sangat merindukanmu...”ujar sae mi sambil terisak dipelukan yeun jo “aku juga sangat merindukanmu.. sangat merindukanmu”sahut yeun jo dan membelai lembut rambut istrinya itu, “Yeun Jo-ah.. aku sangat kesepian.. aku mebutuhkanmu.. sangat membutuhkanmu...”gumam sae mi mengeratkan pelukannya “kau kesepian?? Bukankah kyungsoo selalu menemanimu..?”tanya yeun jo yang langsung membuat sae mi melepas pelukan lalu menatap bingung kearahnya “kyungsoo???”tanyanya bingung “(terssenyum) Sae Mi-ah.. dia anak kita.. anak pertama kita.. dugaanku tidak salah.. dia anak laki-laki yang sangat tampan, melebihi ketampananku..”ujarnya lalu tertawa, sae mi memalingkan wajahnya “(memegang pipi sae mi dan mengarahkan kehadapannya) Sae Mi-ah... jangan terus menyalahkannya.. kau tau.. ini semua sudah takdirku.. takdir yang sudah tertulis untukku”ujar yeun jo dan menatap sae mi “ini bukan salahnya.. sama sekali bukan salahnya.. aku sangat senang karna dia terlahir dengan selamat ke dunia ini.. aku bahagia karna dia anak yang kuat dan tegar.. sayangi dia.. dia adalah penggantiku untuk selalu menjagamu...”kata terakhir yeun jo membuat sae mi terdiam “Yeun Jo... Yeun Jo!!”teriak sae mi yang tak melihat yeun jo dihadapannya lagi “Yeun Jo!!! Yeun Jo!!!”teriaknya berulang kali dan berharap untuk menemukannya lagi “Yeun Jo!!!”
-
***
            Sinar mentari yang menembus kaca itu menyilaukan kyungsoo yang baru terbangun dari tidurnya, “Hoaamm...”ia menguap dan mencoba melenturkan persendiannya dengan sedikit mengembangkan tubuhnya “Aghh..”rintihnya ketika tangan kanannya sedikit tertarik lukanya semalam sedikit mengering walaupun masih tampak jelas sebagai luka baru.
Setelah selesai bersiap-siap kyungsoo pun keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju dapur untuk menyiapkan sarapan. Pagi ini ia tidak memasak, ia hanya menyiapkan roti dengan selai coklat sebagai sarapan. Setelah sudah selesai menyiapkan sarapan kyungsoopun membawanya menuju kamar sang ibu, perlahan ia membuka pintu kamar ibunya yang tak pernah terkunci. Didalam kamar itu terlihat sae mi yang masih tertidur, ah tidak! Lebih tepatnya pura-pura masih tertidur tanpa curiga kyungsoo meletakkan sarapan buatannya itu diatas meja dekat ranjang tempat tidur ibunya. kyungsoo tersenyum memandang ibunya sejenak lalu berjalan keluar, setelah kyungsoo keluar dari kamarnya sae mi beranjak bangun dan duduk diatas kasur “sayangi dia.. dia adalah penggantiku untuk selalu menjagamu...” kata-kata yeun jo dalam mimpinya itu terus memenuhi pikirannya ia benar-benar merasa bingung sekarang. sae mi mulai beranjak dan melangkah keluar kamarnya, ia menoleh ke segala arah untuk mencari sesuatu yang ingin ia temui namun tak sedikitpun ia melihat apa yang ingin ia temukan saat itu.
            “Kyungsoo-ah.. Kyungsoo-ah...”teriak chanyeol yang baru datang dan berlari menghampiri kyungsoo yang tengah membaca buku didalam kelas “Chanyeol-ah.. kenapa???”tanya kyungsoo heran melihat chanyeol yang kini tengah terengah-engah didepannya “Huf.. apa kau sudah melihat pengumuman di mading?”tanya chanyeol sambil mengatur nafasnya “Emm.. tidak.. memang ada apa?”jawab kyungsoo dan berlanjut dengan pertanyaan “kau harus melihatnya.. ayo..”sahut chanyeol dan menarik tangan kiri kyungsoo untuk berlari keluar bersamanya. “Lihat!!”ujar chanyeol setelah mereka sampai didepan mading, kyungsoo tampak serius membaca kertas pengumuman yang ditunjuk chanyeol ‘Lomba Olimpiade Matematika Nasional, Pemenang Juara I Do Kyungsoo SMAN 12’ senyuman manis itu terukir dibibir kyungsoo “Kau menang!!! Ah.. aku sangat bangga menjadi temanmu..”sahut chanyeol girang dan memeluk kyungsoo “Aghh..”rintih kyungsoo saat tubuh chanyeol tanpa sengaja menyentuh luka ditangannya dan dengan reflek chanyeol melepas pelukannya dan melihat kearah tangan kyungsoo “hei.. Kyungsoo, kenapa dengan tanganmu??”tanya chanyeol dan memegang pelan tangan kyungsoo “Tidak apa-apa.. hanya...” “Hei, lukamu ini cukup parah.. ayo ku obati di UKS”sahut chanyeol dan langsung membawa kyungsoo ke UKS. “Aww..”rintih kyungsoo ketika chanyeol mengoleskan obat merah ke lukanya “Kyungsoo.. bagaimana tanganmu bisa terluka seperti ini?”tanya chanyeol dan mulai melilitkan perban ke luka kyungsoo “apa ini ibumu yang melakukannya???”lanjut chanyeol dan menatap kyungsoo “mm, ini tidak apa-apa.. besok pasti juga akan sembuh..”jawab kyungsoo tersenyum dan memandangi perban lukanya itu “Hei, Kyungsoo.. ini sudah kelewatan.. ibumu sudah melukaimu dengan sengaja!”ujar chanyeol geram dan memegang kedua bahu kyungsoo “aku tidak apa-apa Chanyeol..”jawab kyungsoo dan menepis pelan tangan chanyeol “apa kau tidak takut, hah! dia melukaimu dengan sengaja kyungsoo! Dengan sengaja!”sahut chanyeol menatap kyungsoo “Kekhawatiranmu itu terlalu berlebihan..”jawab kyungsoo sedikit tersenyum “aku tidak main-main kyungsoo.. bagaimana jika ibumu mencoba membunuh lagi ha!! Ah, begini saja.. kita masukkan saja ibumu ke Rumah Sakit Jiwa..”ucapan chanyeol itu berhasil membuat kyungsoo tersentak kaget dan beralih menatapnya “Tidak! apa kau sudah gila chanyeol.. dia ibuku.. ibu kandungku..”jawab kyungsoo yang tidak setuju “Tapi ini untuk kebaikkanmu kyungsoo.. dia memang ibu kandungmu.. Tapi apa dia masih bisa disebut seorang ibu bila terus ingin membunuh anak kandungnya sendiri.. Semenakutkannya harimau, tapi ia tidak pernah menyakiti ataupun berkeinginan untuk membunuh anaknya!!”sahut chanyeol dengan suara agak keras “Tidak chanyeol.. Tidak..! Sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkan itu.. aku akan menjaga ibuku.. apapun yang terjadi aku akan tetap merawat dan melindungi ibuku.. apapun itu”jawab kyungsoo menatap tajam chanyeol dan berlalu pergi dengan langkah yang cukup cepat.
Pulang sekolah, terlihat chanyeol tengah berbincang-bincang dengan sang ayah didalam rumahnya “Abeoji.. aku sangat khawatir dengan kyungsoo..”ujar chanyeol dengan raut wajah yang gelisah “Memang ada apa dengannya chanyeol? Apa sesuatu terjadi padanya?”tanya sang ayah yang sudah mengenal lama sosok kyungsoo “aku tadi melihat tangannya terluka.. itu cukup parah karna goresan sebuah pisau.. dan abeoji tau siapa yang melukainya.. itu ibunya..”jawab chanyeol menatap kedepan “Apa! Bagaimana mungkin itu terjadi chanyeol?”tanya sang ayah bingung “abeoji taukan.. jika ibu kyungsoo sangat membenci kyungsoo.. Apa abeoji ingat 10 tahun yang lalu.. kyungsoo hampir mati karna dicekik olehnya.. huff.. aku berpikir untuk membawa ibunya itu ke Rumah Sakit Jiwa..”jelas chanyeol dan menunduk lesu “sepertinya itu pilihan yang baik chanyeol..”jawaban sang ayah itu membuat chanyeol tersentak dan langsung menatap kearahnya “abeoji menyetujuiku?”tanya chanyeol ragu “menurut abeoji itu pilihan terbaik.. dengan begitu, kyungsoo akan lebih aman.. ah, kebetulan abeoji mempunyai teman seorang dokter di Rumah Sakit Jiwa.. mungkin dia bisa membantu kita..”jawab sang ayah dan membuat chanyeol terlihat gembira “benarkah abeoji.. ah, aku sangat menyayangi abeoji”ujar chanyeol dan memeluk sang ayah.
            Malam ini terasa lebih dingin dari malam-malam sebelumnya, kini terlihat kyungsoo yang baru memasuki kamar sang ibu sambil membawa senampan makanan dan juga segelas minuman dan meletakkan nampan itu dimeja lalu melihat kearah sang ibu yang duduk membelakanginya “Eomma-nim... aku membawakan sup kentang yang masih hangat..”ujar kyungsoo seolah memberitau sang ibu, namun tidak ada jawaban apapun yang terdengar olehnya. kyungsoopun tersenyum lalu berjalan keluar dari kamar sang ibu, “apa yang harus ku lakukan.. apa yang harus ku lakukan??”ucapan itu terus keluar lirih dari mulut sae mi ia merasa sangat bingung hingga akhirnya ia memutuskan untuk berjalan keluar dari kamarnya. Namun ketika baru membuka pintu langkahnya terhenti karena mendengar ketukan pintu dari ruang depan, ia melihat kyungsoo berjalan dan membukakan pintu “Maaf.. ada apa ya?”tanya kyungsoo yang bingung melihat beberapa orang memakai seragam Rumah Sakit tengah berdiri didepan rumahnya “Kyungsoo-ah.. dimana ibumu? kita harus cepat membawanya ke Rumah Sakit Jiwa..”ujar chanyeol yang tiba-tiba menghampiri kyungsoo ‘Tarrr’ sebuah suara nyaring terdengar dari dalam, semua orang menoleh kedalam “(menatap chanyeol) Apa maksudmu? Chanyeol-ah.. bukankah aku sudah bilang aku tidak akan menginzinkan itu..”jawab kyungsoo dengan penuh keyakinan “Tapi ini untuk kebaikkanmu kyungsoo.. aku ingin kau aman..”ujar chanyeol menatap kyungsoo “Tidak chanyeol.. sampai kapanpun aku tidak akan mengizinkannya.. aku akan tetap menjaga dan melindungi ibuku..”sahut kyungsoo dan langsung menutup pintu rumahnya. “Kyungsoo-ah.. Kyungsoo-ah..”teriakan chanyeol terus terdengar dari dalam rumah, namun kyungsoo tak menghiraukannya ia terus berjalan menuju kamar ibunya. kyungsoo terkejut melihat sebuah guci pecah didepan kamar ibunya, “Eomma-nim.. apa eomma baik-baik saja..”teriak kyungsoo dan mencoba membuka pintu kamar sang Ibu “Eomma-nim.. Eomma didalam?”teriak kyungsoo khawatir karna pintu kamar ibunya terkunci ia berpikir jika sang ibu tadi mendengar semua keributan didepan rumahnya “Eomma buka pintunya.. eomma tidak akan dibawa kemana-mana.. percayalah.. kyungsoo akan terus menjaga eomma”teriak kyungsoo lagi namun sia-sia karna sang ibu sama sekali tak meresponnya “Eomma-nim... aku akan terus menjaga dan melindungi eomma.. apapun yang terjadi..”gumam kyungsoo dan terduduk didepan pintu kamar ibunya.

***
            Pagi telah datang menghampiri, disebuah kelas terlihat kyungsoo yang sudah berdiri disamping pintu seakan siap untuk menghadang seseorang yang tengah itu tunggu. Dan kurang dari 10 menit ia menunggu, seseorang itu akhirnya datang juga “Chanyeol-ah.. aku ingin berbicara sesuatu denganmu..”ujar kyungsoo dan mulai berjalan, seseorang yang ternyata chanyeol itu hanya terlihat bingung dan langsung mengikuti langkah kyungsoo. “ada apa kyungsoo..?”tanya chanyeol saat kyungsoo sudah berhenti melangkah “apa maksudmu kemarin? Bukankah sudah ku bilang aku tidak akan melakukan itu..”sahut kyungsoo dan berbalik kearah chanyeol “Kyungsoo.. itu lakukan untukmu.. untuk kebaikanmu..”jawab chanyeol dan menatap kyungsoo “aku sudah mengatakannya padamu.. kalau aku akan menjaga ibuku.. tetap menjaga ibuku apapun yang terjadi.. apapun itu chanyeol..”jawab kyungsoo dan mulai berjalan “(menahan lengan kyungsoo) Apa kau tidak memikirkan keselamatanmu ha!! apa kau tidak takut! dia bisa membunuhmu kapan saja kyungsoo.. membunuhmu!! Pikirkan itu..”sahut chanyeol menatap serius kearah kyungsoo “Apapun itu chanyeol.. apapun yang akan terjadi padaku, aku akan menjaga ibuku.. tetap menjaga ibuku..”ujar kyungsoo dan berlalu pergi ‘benar-benar keras kepala’ batin chanyeol sambil terus melihat kyungsoo yang mulai menjauh.
‘Brukk’ kyungsoo melemparkan tasnya dikasur sesaat ia sudah sampai dikamarnya setelah pulang sekolah, “Hufff..”desahnya lalu berbaring diatas kasur ia terlihat sangat lelah hari ini. Sejenak ia memejamkan mata sebelum akhirnya ia beranjak untuk mandi dan mengganti bajunya. Usai mandi dan berganti pakaian, kyungsoo berjalan keluar dan bermaksud untuk melihat sang ibu didalam kamarnya ‘cklekk’ setelah membuka pintu kyungsoo sangat terkejut karna sang ibu tidak nampak didalamnya

Bersambung..