Rabu, 23 September 2015

Cause You're My Brother (Chapter 1)








“Cause You’re My Brother”

Pengarang      : SF-14
Genre              : Brothership, Friendship, Family, Hurt and AU
Rating              : PG-15
Main Cast        : Do Kyungsoo, Kim Jongin and other’s
Length             : Chapter

Chapter 1 : Happy? Nothing to happyness!



            Pagi yang cerah tlah datang menyambut, “Appa...”teriak seorang pemuda yang kini sudah berdiri di depan kamar sang ayah dengan wajah yang berseri-seri “Ne...”sahut sang ayah keluar kamar dengan kemeja putih dan di balut jas hitam rapi “wahh.. appa terlihat keren”ujar pemuda tadi tersenyum sambil mengangkat salah satu jempol tangannya “ah, kau terlalu memuji.. ayo berangkat sebelum  kita terlambat di acara yang special ini”sahut sang ayah dan merangkul pemuda tadi berjalan keluar rumah. Ya! Mereka adalah kyungsoo dan ayahnya, hari ini adalah hari penikahan ayah kyungsoo dengan ibu jongin. Setelah satu bulan persiapan, kini akhirnya pesta pernikahan itu dapat terlaksana dengan istimewa di sebuah gedung megah di kota ini. Acara itu berlangsung pada pukul 8 pagi, seusai pengucapan ijab kabul kini semua tamu undangan mulai menikmati segala hidangan yang sudah di sediakan dalam acara ini. Mereka semua sangat menikmati pesta ini, kecuali jongin! Ia tampak dingin dan acuh dengan acara ini, ia sama sekali tidak menginginkan semua ini terjadi. Ia tidak menginginkan pernikahan! Ayah tiri! Juga saudara tiri! Jongin mulai berjalan hendak meninggalkan pesta yang semakin membuatnya sesak, “Jongin-ah..”panggilan sang ibu itu membuat langkahnya terhenti “Jongin.. kau belum pernah bertemu atau mengenal saudara mu kan? Ini saudara mu, do kyungsoo”lanjut sang ibu tersenym dan menunjuk pemuda manis di sampingnya “Eomma-nim.. sudah ku bilang sampai kapanpun aku tidak akan pernah menganggap pernikahan ini ada.. dia bukan saudara ku, mereka tetaplah orang asing untukku.. dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu”bentak jongin dan langsung berlari pergi “Jongin!!”teriak jin ri ibu jongin “sudahlah Jin ri.. aku mengerti, mungkin dia masih memikirkannya ayah kandungnya, lambat laun pasti dia dapat menerima ku dengan kyungsoo”sahut min joon ayah kyungsoo menenangkan sang istri “dia benar-benar.... hff, Kyungsoo.. maafkan jongin karna bersikap seperti itu”ujar jin ri lalu beralih menatap kyungsoo “tidak apa-apa eomma-nim.. dia hanya membutuhkan beberapa waktu untuk menerima semuanya”jawab kyungsoo lalu tersenyum.
            Malam harinya, “Jongin-ah.. kamar mu ada di sebelah sana”ujar sang ibu menunjuk sebuah ruangan di samping ruang tengah, tanpa menjawab sepatah katapun jongin langsung berjalan menuju kamar sambil menyeret koper bawaannya. Malam ini, jongin dan sang ibu mulai tinggal bersama ayah kyungsoo dan juga kyungsoo tentunya. Terpaksa! Itulah yang jongin rasakan, ia terpaksa mengikuti sang ibu karna rumah lamanya telah di sewa oang lain hari ini juga ia sangat terpaksa karna harus tinggal bersama orang-orang yang di benci dan juga tidak di inginkannya. Baru saja membaringkan diri di kasur, jongin harus beranjak membuka pintu yang baru terketuk dari luar “Jongin-ah.. ayo makan malam bersama”ujar ayah kyungsoo atau ayah baru jongin tanpa menjawab jongin hanya berekspresi datar dan mulai berjalan ke ruang makan, sang ayah hanya menghela nafas dan tersenyum menyusul ke ruang makan. “Kyungso-ah.. biar eomma saja”ujar jin ri dan membantu kyungsoo menata hidangan makan malam ke meja makan “tidak apa eomma-nim, aku sudah biasa melakukannya”jawab kyungsoo tersenyum kearahnya, jongin yang melihat itu hanya dapat menatap menyeringai lalu duduk di kursi sedikit rasa cemburu kini memang tengah hadir di hatinya. “Wah.. masakanmu sangat lezat kyungsoo”puji jin ri setelah menikmati sesuap sup kentang yang masih hangat “ehmmh, oh iya jongin.. eomma berencana memindahkanmu ke sekolah kyungsoo dan...” “tidak! Aku tidak mau pindah dari sekolah lama ku”sahut jongin memotong ucapan ibunya “tapi sekolahmu terlalu jauh dari sini jongin..”ujar sang ibu memberi pengertian “aku tidak mau!!!”bentak jongin dan langsung pergi “Jongin..”teriak jin ri “sudahlah.. jangan terlalu memaksanya”lerai min joon dan menggenggam tangan jin ri “iya eomma-nim appa benar.. emm, apa aku saja yang pindah ke sekolah jongin?”ujar kyungsoo berlanjut bertanya “kau serius kyungsoo? Sekolah jongin sangat jauh dari sini”tanya jin ri memastikan “ne eomma-nim, bukankah akan baik jika aku juga satu sekolah dengannya”jawab kyungsoo dan tersenyum “emm, jangan khawatir.. aku akan mencarikan sopir untuk mengantar mereka ke sekolah”sahut min joon tersenyum kearah jin ri.
            Hari yang baru telah tiba, pagi-pagi sekali seluruh penghuni rumah ini sudah bersiap-siap untuk menjalankan aktifitasnya di hari ini. “Jongin-ah.. Kyungsoo-ah.. ayo sarapan dulu..”teriak jin ri memanggil kedua putranya “wah, hari ini kau masak banyak untuk sarapan?”tanya min joon yang baru datang “tentu saja, ini adalah pagi hari pertama kita sebagai sebuah keluarga”jawab jin ri tersenyum lalu meletakkan sepiring ayam goreng ke meja makan. Tak lama kemudian kyungsoo baru tiba yang di belakangnya terdapat jongin dengan wajah dingin seperti biasanya, “Kyungsoo-ah.. kau harus makan yang banyak karna kau akan memasuki sekolah baru hari ini..”ujar jin ri lalu mengambilkan nasi ke piring kyungsoo setelah terlebih dahulu mengambilkan nasi untuk sang suami ‘cihh.. belum ada sehari saja dia bahkan sudah berhasil mengambil eomma ku’gerutu jongin dari dalam hatinya “Jongin-ah, mulai hari ini kyungsoo akan satu sekolah dengan mu”lanjut jin ri dan mulai mengambilkan nasi ke piring jongin “Apa!!”sentak jongin yang terkejut mendengar ucapan sang ibu “kau bilang tidak akan pindah sekolahkan.. jadi kyungsoo yang pindah ke sekolah mu.. dan oh iya, kalian nanti akan di antar oleh sopir ke sekolah”jawab jin ri lalu duduk di kursinya ‘percuma’ kata itu yang kini berada di benak jongin, beribu kalipun ia menolak hasilnya akan sama semua akan tetap memaksanya ia hanya menghela nafas dan memandang kyungsoo dengan penuh kebencian. ‘dia!! Benar benar akan membuat hidup ku kelam’batin jongin lalu beralih menatap lantai di bawahnya.
            “Appa, Eomma.. kyungsoo berangkat”ujar kyungsoo lalu mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian, berbeda dengan kyungsoo jongin malah langsung berjalan cepat memasuki mobil “Jongin-ah kau tidak berpamitan?”tanya jin ri sedikit berteriak ‘brakk’ penutupan pintu kasar jongin itu seolah sebagai jawaban darinya “anak itu benar-benar..”gumam jin ri menahan amarahnya “sudahlah.. pahami saja dia..”ujar min joon menenangkan, sementara kyungsoo hanya menatap ragu ke dalam mobil dan iapun mulai berjalan masuk ke dalam mobil lalu duduk di samping jongin.
Selama perjalanan tak ada sepatah kata pun yang terucap dari kedua saudara tiri ini, jongin hanya menatap datar keluar jendela sedangkan kyungso hanya diam dan sesekali melirik jongin yang membuatnya heran juga penasaran. Sesampainya di sekolah, jongin turun dari mobil dan melangkah dahulu “Jongin-ah..”panggil kyungsoo dan menahan lengan jongin “lepas! Jangan menyentuh ku!”guma jongin dan menepis kasar tangan kyungsoo “maaf.. aku hanya ingin bertanya apa kau tau ruang kelas 2-a?”tanya kyungsoo dengan penuh harap “aku tau tapi aku tidak akan membantu mu!”jawab jongin datar “Wae-yo??”tanya kyungsoo bingung “kau masih bertanya kenapa? Kau tau, kau adalah orang asing untuk ku.. dan selamanya begitu! Lalu untuk apa aku membantu orang asing dalam hidup ku”bentak jongin dan berlalu pergi meninggalkan kyungsoo yang diam mematung setelah mendengar perkataannya. ‘brukk’seseorang menabrak bahu kyungsoo tanpa sengaja, “tunggu chanyeol.. sepertinya aku baru menabrak seseorang”ujar seorang pemuda yang kala itu tengah berlari bersama pemuda lain yang di panggil ‘chanyeol’ tadi. Iapun menoleh dan benar seseorang tengah duduk tersungkur di bawah “kau tidak apa-apa? Ah maaf..”ujarnya lalu membantu kyungsoo berdiri “Baekhyun kau harus berhati-hati saat berlari.. ah, apa kau terluka? Tolong maafkan teman ku ini”sahut chanyeol dan menghampiri mereka berdua “gwaencana-yo.. aku yang salah karna telah berdiri di depan gerbang masuk ini”jawab kyungsoo lalu menoleh sedikit kearah gerbang sekolah “ani.. aku yang salah karna berlari tanpa memperhatikan jalan.. oh iya, sepertinya aku baru melihat mu di sekolah ini? Apa kau murid baru?”tanya baekhyun penasaran “aku memang baru pindah hari ini”jawab kyungsoo tersenyum “ah, kenalkan aku chanyeol dan ini baekhyun.. siapa nama mu?”ujar chanyeol dan menjabat tangan kyungsoo sejenak “aku kyungsoo.. ehmm, apa kalian bisa membantu ku? Aku masuk ke kelas 2-a tapi aku tidak tau di mana ruang kelasnya?”ujar kyungsoo dan berlanjut dengan pertanyaan “kelas 2-a.. ah itu kelas ku dan chanyeol.. ayo pergi bersama kami”ujar baekhyun dan merangkul pundak kyungsoo “benarkah?”tanya kyungsoo ragu “Ne.. ayo”sahut chanyeol dan mereka bertiga pun berjalan bersama menuju ruang kelas.
‘brukk’ jongin melempar tasnya ke atas meja “Ya jongin! Kenapa kau pagi-pagi sangat kacau seperti itu?”tanya sehun sahabat baiknya “(duduk di kursi) aku sangat membencinya! Aku sangat membenci semuanya!”gumam jongin pelan namun terdengar seperti sebuah amarah yang tertahan “hei, apa yang membuat mu kesal? Apa? Siapa?”tanya sehun tampak bingung “hufff.. Sehun-ah, bukankah aku sudah menceritakan padamu sebulan yang lalu!”rutuk jongin kesal sambil menoleh kearah sahabatnya tersebut, sehun berpikir sejenak lalu mengingat cerita jongin sebulan yang lalu mengenai pernikahan ibunya “hei, bukankah seharusnya kau bahagia? Kau kan akan mendapatkan kasih sayang seorang ayah lagi..”tanya sehun heran “bahagia? Tidak ada kebahagiaan!”sahut jongin menatap tajam sehun “appa ku tidak akan pernah tergantikan! Dan aku tidak akan pernah menganggap pernikahan itu ada! Mereka selamanya akan tetap menjadi orang asing dalam hidup ku”lanjut jongin membentak sehun, “mianhae..”gumam sehun pelan. Ia sangat tau siapa dan bagaimana seorang kim jongin, mereka memang sudah bersahabat sejak SMP sehun sangat tau perasaan dan bagaimana sifat jongin. Sementara itu di lain kelas, “wah, baekhyun chanyeol.. siapa dia?”tanya kim jongdae atau chen saat chanyeol, baekhyun dan kyungsoo masuk ke dalam kelas “anyeonghaseyo.. nae kyungsoo imnida”ujar kyungsoo mengenalkan dirinya “ne, anyeonghaseyo.. aku kim jongdae, tapi kau bisa memanggil ku chen”jawab chen dan tersenyum, “ah, Kyungsoo-ah.. kau mau duduk dengan ku? Kebetulan aku duduk sendiri di sana”lanjut chen sambil menunjuk bangku nomer tiga dari depan dan di samping jendela “benarkah? Dengan senang hati chen..”jawab kyungsoo senang, ia sangat bahagia karna telah mendapatkan teman atau sahabat baru yang sangat baik padanya.
Tak terasa siang berlalu dengan cepat, kini terlihat kyungsoo tengah keluar gerbang bersama ketiga teman barunya “Ya! Aku harus menemani eomma ku ke rumah bibi malam ini..”ujar baekhyun di tengah percakapan mereka “ah, aku juga harus pergi ke toko kue.. aku mau memberikan kejutan untuk ulang tahun adik ku”sahut chen “ah, kalian berdua benar-benar.. oh iya, bagaimana dengan mu kyungsoo?”tanya chanyeol dan menoleh kearah kyungsoo “aku.. emm, sepertinya malam ini aku tidak memiliki acara apapun..”jawab kyungsoo sambil berpikir “benarkah? Ah, kalau begitu temani aku ke studio musik.. ya.. ya..”pinta chanyeol memohon dengan memelas “hey, jangan memohon seperti itu.. aku pasti menemani mu”jawab kyungsoo yang tidak tega melihat wajah melas chanyeol “ah, mian.. aku pulang dulu.. anyeong..”ujar kyungsoo dan berjalan dulu menuju mobil jemputannya “anyeong..”balas mereka serempak, tak lama kemudian jongin berjalan melintasi mereka dan masuk ke dalam mobil yang sama dengan kyungsoo “Ya! Ya! Bukankah itu jongin?”tanya baekhyun sambil menunjuk kearah mobil yang tadi di masuki kyungsoo “hei, benar! Eh, kenapa mereka masuk ke dalam mobil yang sama”ujar chanyeol bingung “bukankah itu aneh..?”sahut chen dan melihat baekhyun dan chanyeol secara bergantian “Hey, Hyung!”sapa sehun yang mengagetkan mereka bertiga “Ya! Sehun... kau mengagetkan saja..”kesal chanyeol “hehhe.. mianhaeyo.. ah, apa kalian melihat suho hyung? Oh iya.. apa yang kalian perhatikan sejak tadi?”tanya sehun bertubi-tubi “suho hyung sedang rapat osis sekarang.. kami sedang memperhatikan jongin yang masuk ke dalam mobil yang sama dengan kyungsoo”jawab chen dan memandangi mobil hitam itu sudah melaju menjauh “jongin?? kyungsoo??”tanya sehun tidak mengerti “iya, kyungsoo teman dan murid baru di kelas kami.. hey Sehun-ah.. bukannya kau teman baik jongin? apa kau tau apa hubungan mereka?”tanya baekhyun dan menatap sehun “aku memang teman baik jongin, tapi aku tidak tau tentang hal yang kalian maksud”jawab sehun sambil menggeleng pelan “ah sudahlah.. ayo kita pulang.. Sehun-ah ayo pulang bersama, suho hyung pasti akan lama”sahut chen melerai “Ne.. ayo”ujar baekhyun menambahi.
“berhenti”ujar jongin dingin “Jongin-ah.. kau mau kemana?”tanya kyungsoo heran setelah mobil berhenti “bukan urusan mu”jawab jongin dan keluar dari dalam mobil “Jongin-ah..”teriak kyungsoo yang ikut keluar dan menahan tangan jongin “argghh.. lepas!(mengibaskan kasar tengan kyungsoo) sudah ku bilang jangan pernah menyentuh ku”bentak jongin tanpa menoleh sedikit pun ke kyungsoo “Mianhae... tapi kau mau kemana? Kita harus pulang, jika tidak eomma akan khawatir”jar kyungsoo menatap jongin “Kita??? Jangan pernah menyebut kau dan aku dengan sebutan ‘kita’! jangan ikuti aku!!”bentak jongin menatap tajam dan berlalu pergi, dengan berat kyungsoo menghela nafas dan kembali masuk ke dalam mobil. Jongin berjalan menuju halte bis, ia berniat ke studio musik untuk menenangkan pikirannya di sana.
Setelah beberapa waktu, kini kyungsoo sudah sampai di rumah dengan ragu ia melangkah memasuki rumahnya. “Kyungsoo...”panggil jin ri lalu menghampiri kyungsoo “ne eomma-nim?”tanya kyungsoo sedikit merasa takut jika eommanya itu akan menanyakan tentang jongin “kau sudah pulang, hm?”lanjut jin ri tersenyum “hm, ne eomma-nim”jawab kyungsoo sedikit tersenyum “oh iya, jongin mana?” ‘deg’ kyungsoo bingung harus menjawab bagaimana “kyungsoo..”panggil jin ri lalu menepuk pelan pundak kyungsoo “a.. ne.. emm, jongin.. jongin tadi meminta turun di tengah perjalanan pulang.. dia tidak memberitau ku mau kemana..”jawab kyungsoo sedikit menunduk “jongin tidak memberitau mu mau kemana? Hff.. em, yasudah kamu ganti baju dulu lalu makan siang, eomma sudah menyiapkan makan siang di meja makan”ujar jin ri tersenyum membelai rambut kyungsoo “ne eomma-nim..”kyungsoo tersenyum lalu berjalan ke kamarnya. Sementara itu, kini terlihat jongin yang baru memasuki studio musik ia langsung duduk dan meraih gitar di sampingnya ‘jreng’ ‘drrtt-drrtt’ baru saja jongin memetik senar gitarnya handphonenya sudah bergetar, iapun mengambilnya dari saku celana ‘Eomma’ sebuah nama panggilan terlihat di layar handphonenya ia mendengus kesal lalu mengangkatnya “Jongin-ah.. di mana kau?” suara cemas sang ibu terdengar jelas dari handphonenya “aku sedang ada urusan”jawab jongin ketus “tapi setidaknya kau pulang dulu, nak.. kau pulang makan siang dulu lalu dapat m..” “sudahlah eomma, jangan mengkhawatirkan ku.. aku akan pulang nanti”sahut jongin dan menutup panggilannya, tak hanya itu ia juga langsung mematikan handphonenya agar tidak ada yang dapat mengganggunya dari telepon.
Hari sudah gelap namun jongin masih tetap di dalam ruang musik sambil memetik asal senar gitar di tangannya, ‘Happy? Nothing to happyness’pikir jongin lalu tersenyum kecil “aku tidak dapat berharap tentang kebahagiaan sekarang. ‘cklekk’ pintu studio terbuka, jongin menoleh dan melihat dua orang pemuda yang tengah memasuki studio “Jongin...”


To Be Continued

note : gimana? bagus nggak? tolong beri komentar ya.. 
Terima Kasih :)

Selasa, 22 September 2015

Fanfiction (Chaptered)



Cause You’re My Brother”


Pengarang       : SF-14
Main Cast        : Do Kyungsoo as Kyungsoo
                          Kim Jongin as Jongin/Kai
Support Cast   : Byun Baekhyun as Baekhyun
                          Park Chanyeol as Chanyeol
                          Kim Jongdae as Chen
                          Oh Sehun as Sehun
                          Kim Jonmyeon as Suho
                          And OC
Genre              : Brothership, Family, Friendship, Hurt, and AU
Length             : Chaptered
Rating             : PG-15
Disclaimer       : Cerita murni dari pengarang dan semua alur serta adegan hanya fiktif dari imajinasi pengarang.


Teaser :


            “Jadi appa bersungguh-sungguh untuk menikahi jin ri ahjumma?”tanya kyungsoo dengan antusias “benar.. Kyungsoo, kau tidak marah? Kau akan memiliki seorang ibu tiri dan juga saudara tiri...”tanya sang ayah sedikit ragu “anieyo.. aku sangat bahagia appa, karna aku akan memiliki seorang ibu dan  juga seorang saudara.. aku tidak akan sendiri dan kesepian lagi appa..”jawab kyungsoo tersenyum dengan mata bulat berbinar-binar, sang ayah tersenyum lalu menarik kyungsoo kedalam dekapannya “appa berjanji, akan terus memastikan anak appa tersayang ini untuk selalu bahagia”ujarnya sambil mengelus rambut kyungsoo “kyungsoo selalu bahagia jika appa bahagia”sahut kyungsoo dan memeluk erat sang ayah.
Di lain tempat, terlihat seorang pemuda tengah berjalan santai memasuki rumahnya “Jongin-ah kau baru pulang? Ehmm, ada yang ingin eomma bicarakan padamu..”ujar sang ibu saat sang anak ’ jongin’ atau ‘kai’ berjalan di depannya “ada apa eomma?”tanya jongin dan menoleh kearah ibunya “ini...”jawab sang ibu dan memberikan sebuah undangan pernikahan kepada jongin “bulan depan eomma akan menikah dengan min joon ahjussi”lanjutnya lalu tersenyum, jongin terperangah dan membulatkan matanya ia sangat terkejut mendengar kata-kata yang baru terlontar dari ibunya itu ‘menikah’ sebuah kata yang seakan menjadi pedang tajam yang telah menggores hatinya “Apa!!! Apa aku tidak salah dengar! EOMMA! Appa baru meninggal setahun yang lalu, dan eomma sudah akan menikah lagi! Dimana rasa kesetiaan eomma, apa rasa sayang eomma sudah hilang begitu saja pada appa!”ujar jongin dengan membentak sang ibu “Jongin.. rasa sayang eomma terhadap appa mu masih tetap ada, tapi kita tidak boleh terus tenggelam dalam kesedihan ini, kita harus membuka lembaran baru jongin..”sahut sang ibu dan memegang kedua pipi jongin “Arggh!!(menepis tangan sang ibu) TIDAK!! JONGIN BENCI EOMMA!!”bentak jongin dan berjalan cepat ke kamarnya ‘brakk’ ia menutup pintu kamarnya dengan keras.

            Do Kyungsoo pemuda bermata bulat dan senyum manisnya itu kini tengah berusia 17 tahun, sejak kecil ia hanya di asuh oleh sang ayah karna ibunya meninggal lima menit setelah melahirkannya. Menyedihkan memang, tapi bagi pemuda polos itu kesedihan bukanlah hal yang baik dalam hidupnya, ia tetap dapat tersenyum bahagia di dunia yang begitu menegangkan ini. Meskipun dalam malam ia selalu merindukan atau tepatnya menginginkan kasih sayang dari seorang ibu. Setelah mendengar jika sang ayah akan segera menikah ia sangat merasa bahagia, apalagi setelah mendengar jika calon ibunya juga memiliki seorang anak laki-laki yang umurnya tidak jauh darinya yaitu satu tahun lebih muda darinya. Sungguh, kyungsoo sudah tidak sabar menantikan pernikahan sang ayah dan kesegeraannya untuk memiliki anggota keluarga baru.

Kim Jongin pemuda tinggi dengan keahlian memainkan gitar ini sebenarnya adalah seorang yang ramah, sopan, dan penyayang. Namun, setelah kecelakaan yang merenggut nyawa sang ayah kini membuatnya menjadi sesosok yang dingin, pemarah, dan juga brutal. Entah apa yang telah membuatnya berubah, namun kematian sang ayah itu sangat menyakitkan untuknya. Belum juga rasa sakit itu berkurang, kini rasa sakit di hatinya bertambah ketika sang ibu mengatakan jika ia akan menikah lagi. Sungguh, ia sangat membenci hal itu ia bahkan sudah menanam kebencian kepada calon ayah dan saudara tirinya itu dalam-dalam di hati kecilnya.


***


Author said     :

            Kurang menarik ya? Oke oke, mungkin chapter satu akan lebih baik dari ini. Setidaknya sedikit lebih menariklah ya.. hehhe

Note    : Author mohon maaf jika ada salah kata maupun kesalahan dalam menulis kata ataupun kalimat.

Minggu, 26 Juli 2015

I Will Protect My Mother (Twoshoot-end)




Fan Fiction by SF

I Will Protect My Mother
 Part 2
Main Cast        : Do Kyungsoo as Kyungsoo
                          Jung Sae Mi as Sae Mi (Kyungsoo’s Mother)
                          Park Chanyeol as Chanyeol (Kyungsoo’s Friend)
                          And other


Note    : Eomma : Mama
              Appa/Abeoji : Papa




“Eomma-nim!!”panggil kyungsoo dan melangkah menuju kamar mandi ibunya “Eomma-nim!!”teriak kyungsoo lagi setelah melihat kamar mandi itu kosong dan tidak ada seorangpun didalamnya “Eomma-nim!! Eomma!!!”teriak kyungsoo dan terus mencari sang ibu keseluruh sudut ruangan dirumah ini. “Eomma-nim!!”kyungsoo terus berteriak sambil berjalan keluar dari dalam rumahnya ia terus berjalan untuk mencari sang ibu yang tak berada dirumah, perasaan khawatir kini terus membendunginya “Eomma!!! Eomma-nim”teriak kyungsoo dan menoleh kesana kemari untuk menemukan ibunya. “Eomma-nim!!”kyungsoo terus berteriak dan mencari keberadaan sang ibu ia sangat mengkhawatirkan sang ibu, awan mendung yang sedari tadi memenuhi langit itu mulai menurunkan butiran-butiran air hujan dengan sangat cepat. namun itu tak mampu menghentikan langkah kyungsoo untuk mencari ibunya, ia tetap berjalan menerjang hujan deras dengan harapan untuk segera menemukan sang ibu. Hingga malam tiba, kyungsoo masih mencari keberadaan sang ibu “Eomma-nim..”teriaknya sambil berjalan diatas genangan air setelah hujan deras sore tadi. Angin malam menambah udara dingin dikala itu, sungguh suhu seakan minus 4 derajat untuk kyungsoo. Bajunya yang basah kuyup membuatnya merasa sangat kedinginan, sesekali ia meniup-meniup kepalan tangannya untuk sedikit mengurangi rasa dinginnya tersebut. “Eomma-nim!! Eomma..!!”teriak kyungsoo dan melihat kesekelilingnya “Eomma..”gumamnya pelan sesaat setelah melihat sang ibu berjalan sendirian dijalan yang tak jauh dari tempatnya berdiri dengan perasaan gembira kyungsoo langsung berlari menghampiri ibunya “Eomma-nim”teriak kyungsoo hingga membuat sang ibu berbalik kearahnya dan ‘hap’ kyungsoo memeluk erat tubuh ibunya “Eomma-nim.. jangan pergi lagi.. ku mohon.. aku menyayangimu..”ujar kyungsoo dengan tetap memeluk sang ibu, “(melepas pelukan) aku sangat senang karna eomma baik-baik saja.. Eomma-nim, aku berjanji untuk menjaga eomma.. aku berjanji..”lanjut kyungsoo dengan penuh keyakinan, sang ibu hanya diam membisu sambil menatap kosong kearah kyungsoo “sekarang ayo kita pulang..”ujar kyungsoo dan mulai menuntun sang ibu. Sepanjang perjalanan kyungsoo dan ibunya tidak melakukan perbincangan sedikitpun, kyungsoo hanya tetap menuntun pelan sang ibu tanpa mempedulikan rasa dingin yang kini seakan menusuk kedalam tulang-tulangnya sementara sae mi sesekali melirik kearah kyungsoo karna merasakan tangan kyungsoo yang begitu dingin menyentuh pundaknya. Sesampainya dirumah, sae mi berjalan mendahului kyungsoo yang masih menutup pintu rumahnnya. Sesaat setelah menutup pintu, kyungsoo merasa sangat pusing pandangannya buram dan semua yang dilihatnya terasa berputar-putar ‘Brukk’ sae mi berhenti melangkah setelah mendengar suara seperti seseorang tengah terjatuh dibelakangnya iapun menoleh dan benar saja kyungsoo kini terlihat tergeletak tak sadarkan diri dilantai dengan cepat ia menghampiri kyungsoo lalu memangku kepala kyungsoo “Kyungsoo..”suara parau itu keluar bercampur dengan perasaan khawatir “Kyungsoo... bangunlah.. Kyungsoo”teriak sae mi panik sambil menepuk pelan pipi kyungsoo “Kyungsoo..”lanjutnya histeris karna melihat wajah kyungsoo semakin memucat ditambah lagi bibirnya mulai kebiruan dan nampak jelas jika kyungsoo sangat kedinginan saat ini. Dengan susah payah sae mi memapah kyungsoo menuju kamarnya, ia membaringkan tubuh kyungsoo lalu menyelimutinya dengan selimut tebal dikamar itu. sae mi memegang dahi kyungsoo yang terasa sangat panas, dengan cepat ia menuju dapur untuk mengambil sewadah air hangat dan handuk kecil. Dengan raut wajah cemas sae mi mengompres dahi kyungsoo dengan handuk kecil itu, air matanya menetes sesaat melihat kyungsoo menggigil kedinginan “Kyungsoo-ah..”gumamnya pelan sambil menggenggam tangan kyungsoo untuk pertama kalinya ‘Apa yang sudah ku perbuat! Apa yang sudah ku lakukan selama ini!’batin sae mi sambil terus menangis disamping kyungsoo. Setelah beberapa jam sae mi menunggu, akhirnya demam kyungsoo menurun iapun berniat untuk kembali kekamarnya namun niatnya terkurung karna tangannya masih digenggam kyungsoo dengan erat. Ia kembali memandang kyungsoo yang tengah tertidur pulas didepannya, perlahan-lahan tangannya terangkat seakan ingin menyentuh pipi kyungsoo namun tangannya kembali ditarik sebelum menyentuh kulit pipi kyungsoo ia merasa sangat berat untuk menyentuh kyungsoo rasanya masih ada sesuatu yang mengganjal didalam hatinya itu.


***

            Pagi telah datang, kyungsoo membuka pelan matanya setelah merasa hangatnya mentari pagi yang masuk lewat kaca jendela kamarnya ia perlahan bangun dan duduk dipinggiran ranjangnya sedikit rasa pusing masih dirasakan olehnya “apa yang sudah terjadi...”gumamnya pelan sambil mengingat-ingat kejadian semalam ia mengingat jika ia pingsan setelah menutup pintu dan setelah itu “eomma.. apa eomma yang membawaku kesini”ujar kyungsoo mencoba menebak kejadian semalam iapun mulai berjalan keluar untuk memastikan ini kepada sang ibu ‘Tok..Tok..’ kyungsoo berhenti didepan kamarnya saat mendengar ketukan pintu dari depan iapun berjalan menuju ruang tamu ‘Cklekk’ seseorang membukakan pintu sebelum kyungsoo sampai diruang tamu, ya! Dia adalah sae mi, raut wajahnya terkejut melihat beberapa orang berseragam Rumah Sakit Jiwa itu kembali didepan rumahnya “lepas.. lepaskan!!”teriak sae mi ketika dua orang dari mereka memegang tangannya “Eomma-nim..”teriak kyungsoo dan berlari kearah sang ibu “lepaskan ibuku..”sentak kyungsoo dan mencoba melepaskan sang ibu “Kyungsoo-ya.. biarkan perawat-perawat itu membawa ibumu.. ini untuk kebaikkanmu..”ujar chanyeol yang lagi-lagi muncul dari belakang para perawat tadi “Tidak.. aku tidak akan pernah megizinkannya..”sahut kyungsoo sambil terus mencoba melepas cengkraman dua perawat itu begitu juga dengan sang ibu yang mencoba memberontak hingga membuat sang perawat merasa geram, dengan tanpa sengaja perawat yang merasa geram itu mendorong kasar kyungsoo hingga membuatnya terpental dan kepalanya membentur keras kaca lemari diruang tamu. Semua mata kini membeku melihat kyungsoo, darah segar mulai mengalir dipelipisnya “Kyungsoo!!!”teriak sae mi histeris dan langsung berlari menghampiri kyungsoo “Kyungsoo.. kau mendengarku??”tanya panik sang ibu sambil memangku kepala kyungsoo sementara kyungsoo merasakan kepalanya sangat pusing hingga membuat matanya berat untuk terbuka “Kyungsoo.... hei! apa yang kalian lakukan ha!! Cepat bantu aku membawa kyungsoo ke Rumah Sakit”bentak chanyeol kepada para perawat tadi dan berlari menghampiri kyungsoo dan sae mi. Perawat-perawat itu membopong kyungsoo kedalam mobil  chanyeol yang kebetulan tadi membawa mobil pribadi, “Kyungsoo.. bertahanlah..”ujar chanyeol dan mulai melajukan mobilnya. “Kyungsoo... Eomma disini menemanimu..”isak sae mi sambil terus mendekap tubuh kyungsoo yang mulai melemas itu, chanyeol yang juga sangat khawatir sesekali melihat kyungsoo dari kaca depan mobilnya sementara kyungsoo yang masih sedikit sadar dapat merasakan dekapan hangat dari sang ibu dekapan yang tak pernah ia dapatkan sebelumnya hingga lambat laun kesadarannya semakin menurun sampai akhirnya ia benar-benar tak sadarkan diri.
Sesampainya di Rumah Sakit, dokter dan beberapa perawatnya langsung menangani kyungsoo di UGD, sae mi dan chanyeol duduk didepan ruangan dengan perasaan gelisah dan khawatir. “Kyungsoo-ah.. maafkan eomma..”ucapan lirih itu terus terucap oleh sae mi yang menangis tersedu-sedu, chanyeol yang melihat itu hanya dapat terdiam dan meratapi penyesalannya ‘Maaf kyungsoo.. sungguh aku tidak pernah menginginkan hal itu terjadi’batin chanyeol yang merasa sangat bersalah. “keluarga pasien!”ujar sang dokter saat keluar dari ruangan, lalu chanyeol dan sae mi mendekat kearah dokter tersebut, “apa kalian keluarganya?”tanya sang dokter “saya ibunya Dok..”sahut sae mi dan langsung membuat chanyeol menoleh kearahnya “begini.. pasien mengalami pendarahan otak, kami harus melakukan operasi secepatnya untuk menggagalkan resiko fatal pada pasien.. tapi sebelum itu, kami membutuhkan tanda tangan persetujuan dari pihak keluarga”jelas sang dokter “lakukan yang terbaik untuk anak saya Dok.. saya menyetujuinya”jawab sae mi yang sangat khawatir “baiklah.. mari ikut saya..”ujar sang dokter mulai berjalan dan diikuti oleh sae mi beberapa perawat lalu keluar sambil mendorong ranjang kyungsoo dengan cepat “Kyungsoo-ah.. bertahanlah.. ku mohon bertahanlah..”ujar chanyeol yang mengikutinya sambil menggenggam tangan kyungsoo “maaf.. Anda tidak boleh masuk kedalam ruangan”ujar salah satu perawat lalu menutup pintu operasi. Tak lama kemudian seorang dokter datang dan langsung masuk ke ruang operasi lalu disusul sae mi yang berjalan dibelakangnya dan berhenti tepat didepan pintu sambil melihat kyungsoo dari kaca kecil dipintu. “Kyungsoo...”gumam sae mi pelan lalu menutupi wajah dengan kedua telapak tangannya, chanyeol berjalan pelan menghampirinya “Maaf..”gumam chanyeol pelan lalu menunduk dihadapan sae mi “itu bukan salahmu..”sahut sae mi pelan dan membuat chanyeol langsung melihat kearahnya “kau tidak bersalah karna ingin membawaku ke Rumah Sakit Jiwa.. aku memang sudah gila.. bahkan lebih dari gila.. aku tega beberapa kali berusaha untuk membunuhnya, tanpa menyadari betapa besar rasa sayangnya terhadapku.. dan tekadnya untuk selalu melindungiku..”lanjut sae mi menurunkan tangannya dengan air mata yang tak berhenti menetes “aku sekarang yakin.. bahwa kyungsoo tidak salah bertekad untuk selalu melindungi anda..”ujar chanyeol dengan penuh keyakinan.
                                                                                                                              
dia memang harus melindungi ibunya.. ibu kandungnya.. seorang ibu yang sudah melahirkannya’ ucapan chanyeol sebelum pergi tadi terus mengguncang pikiran sae mi, bagaimana mungkin seorang ibu kandung tega berulang kali mencoba untuk membunuh anaknya sendiri “Apa yang sudah kulakukan....”gumamnya pelan dengan penuh rasa bersalah. Tak lama kemudian, operasi selesai kyungsoo dibawa keluar dari ruang operasi dan langsung dibawa ke ruang rawat khusus. “Dokter apa saya boleh menemuinya?”tanya sae mi saat dokter dan beberapa perawat keluar dari ruang rawat kyungsoo “boleh-boleh saja.. tapi kami mohon untuk tetap menjaga ketenangan, karena pasien sangat memerlukan ketenangan saat ini..”jawab sang dokter “baik, terimakasih Dok..”sahut sae mi dan berjalan masuk ke ruangan kyungsoo. Terlihat kyungsoo tengah terbaring lemah dengan selah infus dan juga alat pernafasan ditubuhnya, “Kyungsoo-ah...”gumam sae mi pelan lalu menggenggam lembut tangan kyungsoo yang terpasang selang infus tersebut “eomma disini untukmu.. maafkan eomma.. maafkan semua kesalahan eomma..”lanjut sae mi yang kembali menangis mengingat betapa besar kesalahannya selama ini.

***

            Mentari kembali muncul dari timur dengan pertanda jika pagi baru telah datang menghampiri, diruang rawat kyungsoo terlihat sae mi yang baru bangun setelah ketiduran menunggu kyungsoo semalam ia melihat sekitarnya sejenak lalu melihat kearah kyungsoo yang terbaring tenang dengan kedua mata yang masih menutup “kyungsoo.. apa kau masih tidur? Apa semalam kau sudah terbangun?”ujar sae mi pelan sambil menatap kyungsoo penuh harap, ‘cklekk’ seorang dokter dan suster masuk kedalam ruang rawat kyungsoo “permisi.. emm, mohon tunggu sebentar diluar.. karna kami akan melakukan pemeriksaan kondisi pasien”ujar sang dokter “apa saya tidak boleh menunggunya disini, Dok?”tanya sae mi yang ingin tetap disisi kyungsoo “maaf.. tapi ini sudah ketentuan dari rumah sakit”jawab sang dokter dan mulai menghampiri kyungsoo sementara sae mi berjalan pelan keluar sambil sesekali menoleh kearah kyungsoo. Diluar ruangan sae mi berdiri mondar-mandir menunggu dokter keluar, hingga setelah beberapa menit menunggu dokter keluar bersama suster namun ekspresinya terlihat kurang baik “bagaimana keadaannya Dok? Bagaimana keadaan anak saya.. mengapa dia belum sadar juga?”tanya sae mi cemas “maaf.. berdasarkan hasil pemeriksaan hari ini, saya baru menyadari jika ada gangguan syaraf pada otak pasien.. saya belum tau apa tindakan selanjutnya..”jawab sang dokter terasa berat untuk mengatakannya “bagaimana mungkin Dok, bagaimana mungkin anda tidak tau apa yang harus anda lakukan!”tanya sae mi lantang dengan mata berkaca-kaca “benturan dikepalanya sangat keras.. beberapa syaraf diotaknya tidak dapat bekerja dengan baik, dan itu yang menyebabkannya belum sadarkan diri hingga saat ini.. dengan berat hati saya mengatakan ini.. jika hingga besok belum ada kemajuan tentang keadaan pasien maka pasien dinyatakan koma..”jelas sang dokter hingga membuat sae mi bungkam dan sangat terkejut “permisi..”pamit sang dokter berlalu pergi bersama seorang suster “tidak mungkin..”gumam sae mi diiringi air mata yang kian berjatuhan iapun berlari masuk kedalam ruangan kyungsoo. Sementara itu disebuah kelas terlihat chanyeol yang duduk termenung tanpa memperhatikan sang guru sedikitpun, pikirannya kemana-kemana ia merasa bersalah sekaligus mengkhawatirkan atas keadaan kyungsoo ia sangat menyesal karna tidak menuruti ucapan kyungsoo ia terlalu memikirkan egonya yang ingin kyungsoo tetap aman tanpa memikirkan hal lain yang dapat menjelaskan kenapa kyungsoo bersikeras untuk tetap menjaga ibunya “Chanyeol...”suara panggilan sang guru itu menyadarkan chanyeol dari lamunannya dan langsung menoleh “apa yang sedang kamu pikirkan?”tanya sang guru yang menyadari jika chanyeol tidak fokus pada pelajarannya “maaf Bu, saya tidak memikirkan apa-apa..”jawab chanyeol berdusta “ah iya, apa kamu tau kenapa kyungsoo tidak masuk hari ini?”tanya sang guru lagi “kyungsoo.. emm, dia.. dia sedang sakit Bu..”jawab chanyeol terlihat ragu “oh benarkah? Kalau begitu kamu nanti bisa ikut ibu kekantor? ada hal yang ingin ibu titipkan padamu untuk kyungsoo”ujar sang guru bertanya “emm.. baik Bu..”jawab chanyeol sambil menganggukkan kepala.
            Pulang sekolah, chanyeol segera menuju rumah sakit untuk menjenguk kyungsoo sekaligus menyampaikan pesan dan titipan dari sang guru tadi. Setibanya dirumah sakit chanyeol langsung menuju kamar rawat kyungsoo ia membuka pintu ruang rawat kyungsoo, sahabatnya itu masih terlihat berbaring dan belum menunjukkan tanda-tanda kesadarannya “emm.. permisi..”gumam chanyeol pelan sambil berjalan menghampiri ibu kyungsoo yang tengah duduk disamping sang anak “emm.. Bibi.. bagaimana keadaan kyungsoo? Keadaannya sudah membaik?”tanya chanyeol dan melihat kearah ibu kyungsoo yang menggeleng pelan “ada gangguan syaraf pada otaknya.. kata dokter jika keadaannya tidak ada kemajuan hingga besok dia dinyatakan koma”jawab sae mi pelan “apa!!”chanyeol membelalakkan matanya karena terkejut mendengar ucapan sae mi tersebut “kyungsoo...”gumam chanyeol yang merasa sangat bersalah “ini salahku.. semua terjadi karnaku.. aku..” “itu bukan salahmu, jangan menyalahkan dirimu sendiri lagi..”sahut sae mi memotong perkataan chanyeol “seseorang yang sangat bersalah adalah aku.. aku bukan ibu yang baik.. aku sudah menelantarkannya selama ini, bahkan aku sudah membuat kenangan buruk dikehidupannya..”lanjut sae mi yang kembali meneteskan air matanya “aku sangat bodoh.. aku terlalu memikirkan ego.. aku sangat bodoh karna tidak dapat menerima takdir.. hiks.. aku sangat tidak pantas jika disebut sebagai ibunya.. bahkan aku sangat tidak pantas disebut sebgai seorang ibu..”gumamnya dengan semakin terisak “kyungsoo pernah berkata padaku.. jika dia sangat menyayangi anda, dia sangat menyayangi ibunya.. dia tidak pernah membenci anda.. bahkan dia tidak pernah berpikir sedikitpun untuk membenci anda.. dia juga pernah berkata jika ia tidak ingin melihat ibunya sedih.. ia tidak ingin ibunya menangis”ujar chanyeol pelan sambil menatap ibu kyungsoo yang masih terisak “emm.. ibu guru tadi menitipkan ini untuk kyungsoo beliau juga berpesan agar anda datang ke sekolah besok, ada hal yang ingin beliau bicarakan dengan anda...”lanjut chanyeol sambil memberikan amplop besar berwarna coklat ditangannya, sae mi memandangi amplop itu dengan tenang.
Sepulangnya chanyeol, sae mi masih duduk disamping kyungsoo sambil memandangi amplop yang diberikan chanyeol tadi. perlahan ia mulai membuka dan mengeluarkan kertas dari amplop tersebut ‘Piagam Penghargaan Lomba Olimpiade Matematika’ sae mi sedikit tersenyum sambil meneteskan air mata lagi, rasa  senang dan sedih merasuki pikirannya ia merasa senang karna bangga memiliki anak secerdas kyungsoo tapi ia juga sedih mengingat semua yang telah ia lakukan selama ini ditambah lagi kyungsoo yang hingga kini tak kunjung juga sadarkan diri.

***

            Pagi ini sae mi berangkat ke sekolah kyungsoo dengan menaiki taksi, penampilannya rapi dan terkesan formal selama 17 tahun ini ia belum pernah sekalipun keluar dari rumah dengan pakaian formal seperti saat ini sesekali ia memandangi foto-foto kyungsoo dalam ponsel kyungsoo yang dibawanya. Terlihat kyungsoo yang selalu tersenyum disetiap fotonya hingga ia berhenti pada satu buah foto, foto kyungsoo bersama sang nenek sambil membawa kue ia teringat tanggal 12 januari adalah hari ulang tahun kyungsoo dan hari itu dalah besok. Sesampainya disekolah kyungsoo, sae mi berjalan pelan sambil melihat papan nama didepan pintu ruangan yang telah ia lewati hingga akhirnya ia berhenti didepan ruang dengan papan ‘Ruang Guru’diatas pintunya “ah, apakah anda ibu dari kyungsoo?”tanya seorang guru yang langsung menghampirinya “ehm, iya benar..”jawab sae mi sedikit tersenyum “ah.. mari ikut saya.. ada hal penting yang perlu saya sampaikan kepada anda..”ujar sang guru tadi sambil tersenyum.
“saya dengar kyungsoo sedang sakit, bagaimana keadaanya sekarang Bu? Apakah sudah membaik? Ehm, kyungsoo itu anak yang rajin dan juga sangat pandai.. dia juga anak yang baik, penurut dan selalu menghormati guru-gurunya.. pasti anda sangat merasa bahagia karna memiliki anak seperti kyungsoo”ujar sang guru tersenyum sementara sae mi hanya terdiam mendengarnya “ehmm.. jadi begini, kyungsoo mengikuti lomba olimpiade matematika minggu lalu.. dan atas kemenangannya tersebut ia mendapat tawaran beasiswa penuh dari Universitas Indonesia.. Direktur sangat terkesan dengan prestasi kyungsoo.. (menyodorkan amplop coklat besar) ini dokumen dan formulir yang harus diisi kyungsoo”lanjut sang guru.
            Sae mi berjalan pelan menuju ruang rawat kyungsoo, ia sangat menyesal atas perbuatannya selama ini ia sangat menyesal karna telah membenci anak sebaik kyungsoo. Perlahan sae mi membuka pintu dan masuk kedalam ruang rawat kyungsoo “Kyungsoo-ah.. kau dapat mendengarku? Sadarlah.. banyak yang ingin eomma katakan padamu.. eomma.. sangat menyesali semua perbuatan dan perkataan eomma..”ujar sae mi sambil mengenggam tangan kyungsoo “eomma minta maaf.. eomma sangat minta maaf kyungsoo.. cepatlah sadar.. eomma ingin menebusnya untukmu.. eomma berjanji.. eomma tidak akan mengulanginya lagi.. eomma berjanji akan membuatmu bahagia.. eomma akan menjadi ibu yang terbaik untukmu.. eomma menyayangimu kyungsoo...”lanjutnya menangis sambil membenamkan wajahnya dipunggung tangan kyungsoo. Tetesan air mata mengalir pelan dari pelupuk mata kyungsoo, tangan yang sedari tadi terasa kaku itu perlahan-lahan mulai bergerak dan mata yang semula tertutup itu mulai terbuka “kyungsoo.. kau sudah sadar?”ujar sae mi saat melihat gerakan pelan dari jari-jari yang sedari tadi dalam genggamannya. kyungsoo menatap sang ibu yang kini tengah berada disampingnya, “DOKTER! DOKTER”teriak sae mi penuh semangat “Kyungsoo.. ini eomma.. eomma akan slalu disampingmu kyungsoo..”gumam sae mi lalu mendekap kyungsoo yang serasa tak percaya dengan kejadian ini ia sama sekali tidak menyangka jika hal yang sangat diharapkannya sejak dulu itu akhirnya terjadi dimana sang ibu akan mendekapnya dengan penuh kehangatan.
“keadaannya mulai membaik.. tapi ada baiknya anda jangan terlalu mengajaknya berbicara dulu, karna kondisinya yang masih sangat lemah..”ujar sang dokter didepan ruang kyungsoo “baik, terima kasih Dok..”jawab sae mi tersenyum dan langsung masuk kedalam kamar kyungsoo “Kyungsoo-ah.. eomma sangat senang karna akhirnya kau sadar..”ujar sae mi tersenyum dan menggenggam tangan kyungsoo “Eomma..”panggil kyungsoo sangat lirih “ada apa kyungsoo... jangan terlalu bicara dulu, kondisimu masih lemah.. eomma akan tetap disini untukmu.. jangan takut.. eomma tidak akan meninggalkanmu lagi”jawab sae mi tersenyum.
Malam harinya sae mi memasuki ruang rawat kyungsoo karna baru saja keluar untuk mencuci muka, “Kyungsoo.. kau belum tidur?”tanya sae mi yang melihat kyungsoo masih belum tertidur “Eomma.. apa aku tengah bermimpi? Jika ia.. tolong jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini..”ujar kyungsoo pelan sambil menatap sae mi “(tersenyum lalu mengelus rambut kyungsoo) tidak.. ini bukan mimpi kyungsoo.. ini nyata”jawab sae mi yang berbalik menatap kyungsoo, kyungsoo perlahan-lahan mencoba bangun untuk duduk “kau ingin duduk..”tanya sae mi lalu membantu kyungsoo duduk dan menyandarkannya pada sebuah bantal “Kyungsoo... eomma minta maaf.. maafkan eomma karna telah melakukan hal yang buruk padamu.. eomma sangat menyesal karna telah membuatmu ketakutan selama ini.. eomma sangat meminta maaf...”ujar sae mi menggenggam kedua tangan kyungsoo dengan mata berkaca-kaca “eomma tidak perlu meminta maaf.. kyungsoo tidak pernah menyalahkan eomma.. kyungsoo sangat menyayangi eomma..”gumam kyungsoo menatap dalam ibunya. Sae mi tersenyum haru lalu memeluk kyungsoo dengan erat “maafkan eomma, eomma sangat bersalah padamu kyungsoo.. eomma tidak akan marah jika kau membenci eomma.. karna eomma bukanlah ibu yang baik.. tapi eomma berjanji, akan selalu memberikan kebahagiaan untukmu.. eomma tidak akan pernah lagi menyakitimu.. eomma akan slalu menyayangimu.. eomma juga akan slalu melindungimu kyungsoo...”gumamnya pelan sambil menangis “Tidak eomma.. aku tidak pernah membenci eomma.. kyungsoo sangat menyayangi eomma.. dan kyungsoo yang akan melindungi eomma.. aku akan melindungi ibuku..”ujar kyungsoo tersenyum dan memeluk erat ibunya.

~Selesai~